Advertisement
BPS Ungkap Penyebab Nilai Tukar Petani Anjlok pada April 2023

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani atau NTP pada April 2023 sebesar 110,58 atau turun 0,24 persen dibandingkan Maret 2023.
BACA JUGA: BPS Kini Deteksi Kunjungan Wisatawan
Advertisement
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, penurunan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen menjadi 128,64 sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen atau 116,33.
“Penurunan nilai tukar petani terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen menjadi 128,64 sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen atau 116,33,” kata Margo dalam konferensi pers, Selasa (2/5/2023).
Adapun lima komoditas yang dominan mempengaruhi indeks yang diterima petani secara nasional lantaran adanya penurunan harga pada komoditas kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan gabah.
Sementara itu menurut sub sektor, peningkatan NTP terjadi pada subsektor perikanan terutama pada nelayan.
“NTP perikanan naik 0,79 persen dan tertinggi pada NTP nelayan, naiknya naik 0,89 persen,” ungkapnya.
Diungkapkan Margo, NTP nelayan yang meningkat tersebut lantaran indeks yang diterima petani meningkat 0,98 persen, di mana kenaikannya lebih besar dari indeks yang harus dibayar oleh petani. Adapun kenaikan indeks yang harus dibayar petani hanya meningkat 0,09 persen.
BPS mencatat, lima komoditas yang dominan mempengaruhi indeks yang diterima petani oleh nelayan lantaran adanya kenaikan harga tongkol, cakalang, rajungan, cumi-cumi, dan kepiting laut.
Masih menurut sub sektor, penurunan NTP terjadi pada sub sektor hortikultura. NTP hortikultura dilaporkan turun 3,58 persen. Penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 3,41 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani naik 0,18 persen
Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks yang diterima petani antara lain cabai rawit, cabai merah, bawang merah, kol/kubis dan juga salak, karena penurunan harga pada komoditas ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
Advertisement

Di Pasar Beringharjo Kini Ada Layanan KB Pemasangan Kontrasepsi Gratis, Cek Jadwalnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
- Jawa Barat dan Riau Jadi Pilot Project Zero ODOL
- Pegadaian Edukasi Pegawai Istana Kepresidenan soal Investasi Emas
- Kemensos Sebut 66 Sekolah Rakyat Siap Berdiri Tahun Ini
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- PPATK Sebut Perputaran Dana Judi Online Bisa Tembus Rp150,36 Triliun Selama 2025
Advertisement