Advertisement
Perbuatan Dinilai Sangat Keji, Kejagung Nyatakan Mario Dandy Tak Bisa Dapatkan Restorative Justice
Mario Dandy (kaos oranye). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kejaksaan Agung (Kejagung) menilai bahwa kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy (20) kepada David Ozora (17) atau D tidak bisa mendapatkan restorative justice atau jalur perdamaian.
BACA JUGA: Mahfud MD Ungkap Kenapa Restorative Justice Tidak Bisa Diterapkan di Kasus Mario Dandy
Advertisement
Kepala pusat penerangan hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengatakan bahwa apa yang dilakukan keduanya sangat keji dan berdampak luas.
“Perbuatan yang dilakukan oleh tersangka sangat keji dan berdampak luas baik di media maupun masyarakat, sehingga perlu adanya tindakan dan hukuman tegas bagi para pelaku,” ujar Ketur dalam keterangannya, Minggu (19/3/2023).
Selain itu, Ketut juga mengatakan bahwa tidak adanya restorative justice pada kasus ini dikarenakan ancaman hukuman pidana penjara melebihi batas yang telah diatur dalam Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020.
Sedangkan ntuk pelaku AG, jika melihat undang-undang (UU) Sistem Peradilan Pidana Anak, penegak hukum wajib melakukan upaya-upaya damai. Hal itu dilakukan menjaga masa depan anak yang berkonflik dengan hukum yakni diversi bukan restorative justice.
“Meski demikian, diversi hanya bisa dilaksanakan apabila ada perdamaian dan pemberian maaf dari korban dan keluarga korban. Bila tidak ada kata maaf, maka perkara pelaku anak harus dilanjutkan sampai pengadilan,” ucap Ketut.
Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta pastikan tutup adanya restorative justice atau keadilan restoratif (RJ) terhadap Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas yang merupakan tersangka kasus penganiayaan David atau D.
Kasipenkum Kejati DKI Jakarta, Ade Sofyan mengatakan bahwa ditutupnya ruang bagi kedua tersangka tersebut mendapatkan RJ karena perbuatannya yang sudah diatas maksimal pemberian RJ
“Karena menyebabkan akibat langsung korban sampai saat ini tidak sadar / luka berat. Sehingga ancaman hukumannya lebih dari batas maksimal RJ, dan menjadikan Penuntut Umum untuk memberikan hukuman yang berat atas perbuatan yang sangat keji," ujar Ade dalam keteranganya dikutip, Sabtu.
Ade menegaskan bahwa untuk penyelesaian kasus melalui RJ tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Hal ini disebabkan harus ada alasan maaf dari keluarga korban atau dalam hal ini pihak David yang meminta agar kasus tidak dilanjutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Hari Ini Jumat 7 November 2025
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Ndarboy Genk Ramaikan Gelar Karya Guru Seni Budaya Seluruh Indonesia
- Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini Kamis 6 November 2025
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Kamis 6 November 2025
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Kamis 6 November 2025
- Jadwal KRL dari Solo ke Jogja Hari Ini Kamis 6 November 2025
- Jadwal DAMRI Kamis 6 November 2025, Bandara YIA ke Jogja
- Jadwal SIM Keliling Sleman Hari Ini Kamis 6 November 2025
Advertisement
Advertisement



