Advertisement

Perlu Kolaborasi Pentahelix Bangun Pariwisata Kawasan Borobudur

Nina Atmasari
Senin, 13 Maret 2023 - 06:27 WIB
Sunartono
Perlu Kolaborasi Pentahelix Bangun Pariwisata Kawasan Borobudur Kegiatan sarasehan Universitas Semarang (USM) dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Magelang dan Bupati Magelang, di Borobudur, Sabtu (11/3/2023) malam. - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Kawasan Borobudur menjadi magnet bagi wisatawan tidak hanya nasional tetapi juga mancanegara. Dibutuhkan kolaborasi pentahelix untuk membangun kawasan Borobudur agar keberadaan pariwisata di Borobudur juga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Hal itu terungkap dalam kegiatan sarasehan Universitas Semarang (USM) dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Magelang dan Bupati Magelang, di Borobudur, Sabtu (11/3/2023) malam.

Advertisement

Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip sebagai badan penyelenggara Universitas Semarang (USM), Sudharto P Hadi, mengatakan pada zaman dahulu wisatawan merasa belum ke Candi Borobudur jika belum merogoh Kunto Bimo, salah satu patung dalam stupa di atas Candi Borobudur. Setelah merogoh Kunto Bimo maka wisatawan yang datang dari luar daerah akan kembali ke Jogja dan menginap di Jogja.

BACA JUGA : Sambut Borobudur Highland, Pelaku Wisata di Pegunungan

“Lalu ini memunculkan pemikiran bagaimana cara agar wisatawan bisa lebih lama di Borobudur, menikmati kearifan lokal. Kami sepakat dengan pendirian balkondes [balai perekonomian desa] yang membuat desa-desa di Borobudur menjadi mampu mandiri. Dengan adanya balkondes, maka kompetensi untuk pengelolanya, ada network untuk pengembangan usahanya, sehingga membantu Pemkab Magelang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sudharto.

Kepala Desa Karangrejo, Borobudur, Muhammad Heli Rofikun memenjelaskan Desa Karangrejo memiliki destinasi wisata Punthuk Setumbu yang menjadi spot sunrise di Borobudur, gereja ayam atau bukit Rhema, kebun buah Karangrejo serta Balkondes Karangrejo. Semua destinasi tersebut dikelola oleh BUMDes Karangrejo.

“Keprihatinan masyarakat Borobudur agar wisatawan masuk ke desa-desa di sekitar Borobudur membuat kami menata diri, sehingga menjadi seperti sekarang ini. Sedikit banyak masyarakat merasakan dampak hiruk pikuk pariwisata yang datang ke borobudur. Punthuk Setumbu pekerjakan 100 orang. Masyarakat desa fokus pengembangan pariwisata jadi komitmen,” katanya.

Kerja sama dengan universitas dibutuhkan terutama berkaitan dengan sumber daya manusia warga masyarakat yang belum mampu untuk mengangkat ekonomi secara maksimal. PR besar kami adalah agar wisatawan datang dan UMKM lokal tergarap,” katanya.

BACA JUGA : Tahun Ini, 1,2 Juta Wisatawan Kunjungi Candi Borobudur

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Taufik Hidayat Yahya mengatakan Borobudur menjadi Kawasan Super Prioritas Nasional sehingga fasilitas pendukung pariwisata terus ditingkatkan untuk menggnjot wisatawan untuk datang. Saat ini sudah terbangun empat gerbang masuk ke kawasan Borobudu, kemudian jalan tol diharapkan pada 2024 atau 2025 sudah bisa berfungsi.

“Borobudur butih destinasi pariwisata yang lain jadi Pemkab Magelang mengembangkan destinasi wisata alternatif seperti Ketep Pass, Nepal Van Java, Merapi dan lainnya untuk menjadi pengungkit ekonomi pariwisata di seluruh Kabupaten Magelang. Pembangunan Balkondes oleh BUMN memunculkan kreativitas potensi lokal, mendorong masyarakat lebih mengembangkan pottensi yang ada,” katanya.

Rektor USM Supari Priambodo mengatakan USM aktif melakukan berbagai program termasuk untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya pariwisata di kawasan Borobudur. “USM punya 400 dosen dan lebih dari 20.000 mahasiswa yang bisa berpartisipasi, membuka kolaborasi untuk bisa bersinergi ikut membangun Kabupaten Magelang,” ujarnya.

Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud NS mengungkapkan PWI Jateng terlibat dalam kegiatan yang berdampak menyokong perkembangan pariwisata, termasuk di Kabupaten Magelang. PWI Jateng bahkan telah melabelkan kegiatan pariwisata sebagai kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) yang diawali pada 2019 dengan kegiatan one day tour di kawasan candi.

“PWI Jateng juga melakukan kegiatan yang menonjolkan kolaborasi dengan kampus. kegiatan yang nanti menunjukkan bahwa sebagai praktisi jurnalistik juga menghadirkan pikiran yang jernih dari kalangan kampus, sehingga bertemu antara fungsi kontrol dan edukasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement