Advertisement
Orang Tua Korban Gempa Turki Khawatir Penculikan Anak di Pengungsian

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Korban gempa Turki mengaku khawatir dengan penculikan anak yang terjadi di kamp pengungsian. Hal ini membuat mereka selalu terjaga, baik di siang maupun malam hari.
Dua kali guncangan dahsyat pekan lalu menghantarkan kota-kota di Tenggara Turki dan barat laut Suriah. Melihat kekacauan yang ada sambil terus mencari korban yang tertumpuk reruntuhan, pemerintah segera mengirimkan bantuan dan tenda pengungsian bagi mereka yang berhasil selamat.
Advertisement
Dilansir dari Aljazeera pada Sabtu (18/2/2023), korban gempa Ahmet Firat (39) masih berusaha menemukan kerabatnya yang belum juga ditemukan diantara retuntuhan. Dia mengaku tidak bisa merasa tenang sebelum berhasil menemukan mayat kerabatnya.
"Kami terlihat masih hidup tapi kami sebenarnya sudah mati, karena kami kehilangan 12 kerabat yang seharusnya kami juga mati bersama mereka," keluh Ahmet tak hauh dari gedung-gedung yang hancur di Adiyaman, Turki tenggara.
Ahmet, istrinya Ayten, dan ketiga anaknya berhasil melarikan diri dari rumah tepat waktu. Namun, mereka tidak membawa apapun alias cukup pakaian yang mereka kenakan. Rumah mereka hancur dan sekarang tinggal bersama sekitar 40 anggota keluarga lainnya di empat tenda pengungsian.
Baca juga: Kejadian Langka, Seorang Ibu Muda Bisa Keluarkan ASI Lewat Ketiak
Terpal untuk atap tenda, karpet, dan selimut dari pihak berwenang menjadi satu-satunya penghalang dari hawa dingin di Adiyaman, di mana suhu udara di sana turun hingga di bawah nol derajat Celcius pada malam hari.
Ahmet bercerita mereka memiliki tungku kayu bakar, tapi angin kencang menitup api hingga mati dan yang tersisa hanya asap yang kembali ke dalam tenda. Saat ingin beristirahat dan mereka memadamkan api, anak-anak jatuh sakit karena udara yang dingin.
Ketika berada di dalam tenda pasangan ini mengaku khawatir akan pencurian dan penculikan anak sehingga saat malam tiba satu anggota keluarga harus tetap terjaga sepanjang malam untuk mengawasi.
"Anak-anak kami ketakutan, semuanya membuat mereka takut, karena itu mereka tidak lepas dari pengawasan kami," kata Ayten.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter melanda Turki dan sekitarnya pada 6 Februari. Situasi yang cukup kacau membuat bantuan dari pihak berwenang baru mencapai Adiyaman pada hari ketiga.
Hal itu gara-gara terputusnya komunikasi ke kota berpenduduk sekitar 300.000 jiwa tersebut dan banyak jalan yang rusak dan sulit dilalui karena salju yang lebat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mencoba Masuk Makkah Secara Ilegal Lewat Gurun, Seorang WNI Ditemukan Meninggal
- Indonesia Kekurangan Petugas Haji Perempuan, Tahun Depan Diusulkan Ditambah
- Waspadai Penipuan Arisan Online Ilegal, Begini Modus dan Ciri-cirinya
- Tanah Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Gubernur Jabar Perintahkan Penutupan Permanen
- Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO Khawatirkan Makin Banyaknya Remaja Pengguna Vape di Indonesia
Advertisement

Tempat Relokasi Siap Digunakan, Jukir-Pedagang TKP ABA Mulai Dipindah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hari Bakcang Menandai Momen Penting dalam Tradisi Masyarakat Tionghoa
- Tanah Longsor Gunung Kuda, Belasan Korban Belum Ditemukan
- 100 Narapidana Risiko Tinggi Dipindahkan ke Nusakambangan, Pengawalan Sangat Ketat
- Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO Khawatirkan Makin Banyaknya Remaja Pengguna Vape di Indonesia
- Tanah Longsor Gunung Kuda, Korban Selamat Bercerita Tertimbun di Kabin Truk 30 Menit
- Tanah Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Gubernur Jabar Perintahkan Penutupan Permanen
- Identifikasi Korban Longsor Gunung Kuda di Cerebon, Polisi Terjunkan Tim DVI
Advertisement
Advertisement