Advertisement
Perang Masih Membara, Rusia Panggil 300.000 Tentara Cadangan untuk Lawan Ukraina
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Rusia akan menyusun 300.000 pasukan cadangan untuk mendukung operasi militernya di Ukraina.
Dikutip melalui Channel News Asia, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan keputusan Presiden Vladimir Putin tentang mobilisasi parsial akan memanggil 300.000 personel tambahan untuk bertugas dalam operasi militer di Ukraina.
Advertisement
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Pemerintah Rusia, Shoigu mengungkapkan, para siswa dan mereka yang bertugas sebagai wajib militer tidak akan dipanggil dan mayoritas dari jutaan pasukan cadangan Rusia tidak akan direkrut.
Menteri Pertahanan Rusia ini juga mengungkapkan, hampir 6.000 tentara Rusia tewas di Ukraina sejak intervensi militer pada Februari lalu.
"Kerugian kami untuk hari ini adalah 5.937 orang tewas. Namun, Rusia tidak terlalu banyak memerangi Ukraina melainkan Barat secara kolektif di Ukraina,” kata Shoigu dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip, Rabu (21/9/2022)
Meski begitu, Shoigu menepis pernyataan Kyiv dan Barat bahwa Rusia telah menderita kerugian besar dalam kampanye tujuh bulannya, dan mengatakan 90 persen tentara Rusia yang terluka telah kembali ke garis depan.
Ini adalah pertama kalinya Rusia memberikan angka kematian resmi sejak 25 Maret, ketika dikatakan 1.351 prajurit tewas.
Pentagon Amerika Serikat (AS) pun mengatakan pada Agustus bahwa mereka yakin antara 70.000 dan 80.000 personel Rusia telah tewas atau terluka, dan pada Juli memperkirakan korban tewas Rusia sekitar 15.000.
Shoigu mengatakan Rusia memiliki 25 juta pejuang potensial yang tersedia.
Keputusan yang diterbitkan di situs web Kremlin mengatakan bahwa panggilan itu hanya akan berlaku untuk pasukan cadangan dengan pengalaman militer sebelumnya.
BACA JUGA: UIN Sunan Kalijaga Anugerahkan Honoris Causa kepada Habib Chirzin
Kremlin mengatakan pada Rabu (21/9/2022), bahwa Pemerintah Rusia akan mengumumkan segera kategori warga mana yang akan dibebaskan dari mobilisasi pasukan cadangan dengan pengalaman militer untuk bertugas di Ukraina.
Lebih lanjut, mobilisasi akan membantu Rusia mengonsolidasikan wilayah yang dipegangnya di belakang garis depan 1.000 km di Ukraina.
Moskow sedang melancarkan operasi khusus untuk mendemiliterisasi tetangganya dan menyingkirkan nasionalis berbahaya.
Kyiv dan Barat mengatakan Rusia sedang melakukan kampanye imperialis untuk merebut kembali tetangga pro-Barat yang melepaskan diri dari kekuasaan Moskow ketika Uni Soviet runtuh pada 1991.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
Advertisement
Advertisement