Advertisement
Benarkah Cacar Monyet Bisa Menular Lewat Udara?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan adanya risiko penularan cacar monyet melalui udara jarak pendek bisa terjadi. Karena itu WHO mengimbau agar masyarakat berhati-hati terutama di dalam ruangan tertutup.
WHO menyatakan penularan virus cacar dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui tetesan pernapasan dan aerosol jarak pendek. Penularan bisa terjadi jika terjadi interaksi dekat, jangka waktu cukup lama, dan sering.
Advertisement
Dilansir dari Yahoo Finance, orang yang bertemu di pertemuan skala besar berisiko terpapar dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi.
Dalam hal penularan penyakit, "tetesan" dan "aerosol" berbeda. Tetesan adalah partikel kelembaban yang lebih besar yang jatuh dengan cepat ke tanah, seperti tetesan air liur yang dikeluarkan ketika seseorang batuk. Aerosol adalah partikel yang jauh lebih kecil yang dapat bertahan di udara. Jika virus menyebar melalui aerosol, itu dianggap melalui udara.
BACA JUGA: Buntut Kasus Suap, Izin Hotel Besar Kini Dibidik Pemkot Jogja untuk Ditelusuri
Cacar monyet biasanya ditemukan di daerah pedesaan Afrika di mana orang memiliki kontak dekat dengan tikus dan tupai yang terinfeksi. Ini biasanya ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak dekat termasuk seks dan dapat mencakup kontak dengan barang-barang pribadi seperti seprai dan pakaian. Penularan melalui udara diketahui dapat terjadi tetapi belum dikonfirmasi.
Varian Genetik Cacar Monyet
Dua varian genetik cacar monyet baru ditemukan di Amerika Serikat. Kedua kasus memiliki nenek moyang yang sama dengan strain yang telah berkembang di Nigeria sejak 2017 dan mirip dengan yang terlihat pada kasus 2021 yang diimpor ke Amerikat.
Gejala juga tampak berbeda dari kasus klasik, setidaknya dalam beberapa kasus dengan laporan baru-baru ini tentang lesi yang lebih halus dari biasanya dan beberapa kasus hanya melibatkan satu lesi.
Tidak ada informasi yang menunjukkan mutasi baru-baru ini yang akan menyebabkan perubahan gejala atau cara penyebaran. Sebaliknya, perbedaan yang baru dicatat kemungkinan menunjukkan gambaran yang kurang lengkap dari spektrum penyakit cacar monyet yang sudah berlangsung lama di Afrika Barat.
Masalah besarnya adalah ada banyak penularan yang sedang berlangsung di daerah endemik yang tidak memiliki sistem pengawasan yang baik. Virus ini telah beredar dan membunuh di Afrika selama beberapa dekade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 768 Ribu Rekening Penerima Bansos Belum Berhasil Ditransfer
- Ada 360 WNI di Iran, DPR Minta Pemerintah Segera Evakuasi
- Puluhan Warga Jepang Tumbang karena Cuaca Panas Ekstrem
- Visa Mahasiswa Internasional ke Amerika Serikat Bakal Dibuka Lagi, Syarat Wajib Tidak Boleh Menggembok Akun Medsos
- Ini Cara Melihat Pengumuman Hasil Seleksi PPPK
Advertisement

5 Orang Meninggal Akibat Leptospirosis di Kota Jogja, Pasien Baru Dibawa ke Fasyankes Saat Parah
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Perang Iran vs Israel, Ali Khamenei Peringatkan AS untuk Tidak Ikut Campur
- Presiden Prabowo Cabut Aturan Satgas Saber Pungli yang Dibentuk Era Jokowi
- KBRI di Teheran Iran Berstatus Siaga 1
- Harga Pangan: Beras Terus Naik, Bawang Merah Turun
- Prabowo Bertemu Putin dan Santap Siang di Istana Constantine
- Korea Utara Bela Iran dan Kecam Agresi yang Dilakukan Israel ke Iran
- PHRI Minta Online Travel Agent Asing Tak Punya Izin Diblokir
Advertisement
Advertisement