Advertisement
Kebijakan yang Halangi Kunjungan Wisman Diminta Dihapus

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Dewan Pakar Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar meminta pemerintah untuk tidak menetapkan kebijakan yang menghalangi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Berbagai kemudahan dari bebas karantina dan visa on arrival sudah cukup membantu sektor pariwisata untuk bangkit dan memulihkan perekonomian. Tetapi, ada kekhawatiran bagi Asnawi terkait asuransi yang dapat menjadi penghalang para wisman untuk berkunjung.
Advertisement
“Asuransi harus diakomodir, yang dibawa oleh wisatawan tanpa ada asuransi lagi di Indonesia,” ujar Asnawi, Kamis (17/3/2022).
Asnawi melihat adanya kemungkinan wisatawan berpikir dua kali untuk mengunjungi Indonesia hanya karena asuransi. Dalam Surat Edaran (SE) No. 13 tahun 2022 menyebutkan wajib menunjukkan bukti kepemilikan asuransi kesehatan yang mencakup pembiayaan penanganan Covid-19 dan evakuasi medis menuju rumah sakit rujukan sesuai yang ditetapkan oleh penyelenggara atau pengelola.
BACA JUGA: Giliran Harga Melambung, Stok Minyak Goreng Tiba-tiba Melimpah
Pada praktiknya, wisatawan yang sudah memiliki asuransi terpaksa membeli lagi asuransi dari konsorsium asuransi lokal sehingga memiliki dua asuransi. Tetapi yang menjadi masalah lanjutan, menurut Asnawi, banyak asuransi dari negara asal yang lambat dalam memberikan respons.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy berharap semua kebijakan yang ada tidak mempersulit wisatawan.
“Jangan hanya gampang diomongkan, tapi juga harus gampang dilaksanakan,” ujar Didien, Kamis (17/3/2022).
Didien juga meminta jangan ada asuransi ganda pada praktiknya, cukup dengan asuransi dari negara asalnya.
“Jika asuransinya sudah cover Covid-19, jangan sampai di sini dibuat lagi asuransi, mengada-ngada itu,” tegas Didien.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR) AB Sadewa turut meminta para petugas bandara yang mengecek kedatangan wisman untuk jeli dan menanyakan apakah sudah memiliki asuransi yang membiayai Covid-19.
“Ketika lagi di airport, berbagai wisman yang datang, mungkin polis itu bahasanya beda-beda. Kalau yang saya tangkap, kendala komunikasi mengingat wisman yang datang dari berbagai negara, mungkin ada petugas yang kurang paham dengan bahasanya. Jadi sudahlah dihajar semua disamakan pakai yang paket,” jelas Sadewa.
Pada praktiknya, wisman yang melakukan PCR diminta untuk membeli secara bundling beserta asuransi, di mana sebagian dari mereka sudah memilikinya.
Sejauh ini dengan berbagai kebijakan yang ada, Sadewa mengapresiasi langkah pemerintah dengan tidak adanya karantina sehingga membuat industri pariwisata jauh lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Keputusan MK Pemilu dan Pilkada Dipisah, Ini Respons KPU Sleman
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
Advertisement
Advertisement