Advertisement
Ini Penyebab Meninggalnya 70 Persen Pasien Omicron
Petugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per hari Selasa (8/9/2020) pukul 12.00 WIB menyebutkan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah 100 oarang menjadi 8.230 orang. ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan dari total 8.230 pasien Covid-19 yang meninggal sejak varian Omicron masuk ke Indonesia, sekitar 70 persen di antaranya meninggal belum divaksinasi.
"56 persen di antaranya lansia dan 51 persen di antaranya adalah mereka yang memiliki komorbid. Yang paling banyak [komorbid] adalah diabetes melitus ataupun kencing manis," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (8/3/2022).
Advertisement
Nadia juga mengatakan, data nasional menunjukkan bahwa lansia yang terpapar Covid-19 memiliki risiko meninggal 3,5 kali lipat dibandingkan kelompok non-lansia.
"Dan lebih tinggi lagi pada lansia dengan penyakit penyerta seperti diabetes, darah tinggi dan gagal ginjal," ujarnya.
Menurutnya, vaksinasi Covid-19 masih sangat efektif untuk memberikan perlindungan bagi kelompok rentan untuk mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.
BACA JUGA: Ledok Sambi Kaliurang, Wisata Tersembunyi di Sleman
Dia mengatakan, vaksinasi dosis ketiga atau booster dapat mengurangi risiko kematian sebanyak 86 persen. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua dapat mengurangi risiko kematian sebanyak 60 persen.
"Tetapi kalau kita hanya satu dosis vaksinasi, risiko kematian hanya berkurang 29 persen," ucap Nadia.
Hingga Senin 7 Maret 2022, angka kematian akibat Covid-19 berjumlah 150.430. Sementara total kasus Covid-19 mencapai 5.770.105.
Sementara itu, keterisian tempat tidur masih di angka 45 persen dari 103.768 rumah sakit yang melayanai pasien Covid-19. Menurut Nadia, hampir 60 persen kasus yang masuk ke rumah sakit tergolong ringan dan tidak bergejala.
“Meskipun dirawat di RS dengan kondisi-kondisi seperti lansia ataupun penyakit komorbid lainnya. Sekitar 60 persen juga tidak perlu memerlukan terapi oksigen,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- UII Peduli, Tim Medis FK UII Bantu Korban Bencana di Tapanuli
- 2 Jaksa Kejari Hulu Sungai Utara Diduga Memeras, Ini Jumlahnya
- Harga Emas Antam Naik Rp8.000 per Gram pada Sabtu 20 Desember 2025
- Inflasi DIY Berpotensi Naik Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
- Bek Muda PSIM Jogja Ikuti Program EPA Future Star di Spanyol
- Pemkab Sleman Usulkan Mrican Segmen 2 Masuk Proyek Strategis Nasional
- Ditlantas Polda DIY Siapkan Contraflow Kridosono Saat Nataru
Advertisement
Advertisement




