Advertisement

Diberi Waktu 2 Bulan, Warga Terdampak Tol Jogja Solo Bongkar Rumah Sendiri & Merasa Jadi Pengungsi

Ponco Suseno
Senin, 07 Februari 2022 - 08:07 WIB
Budi Cahyana
Diberi Waktu 2 Bulan, Warga Terdampak Tol Jogja Solo Bongkar Rumah Sendiri & Merasa Jadi Pengungsi Warga Gatak, Kecamatan Ngawen terdampak Tol Jogja-Solo membongkar rumahnya di desa setempat, Sabtu (5/2/2022). - JIBI/Solopos/Ponco Suseno

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Warga yang tergusur Tol Jogja Solo (Joglo) di Desa Gatak, Kecamatan Ngawen, Klaten, ramai-ramai membongkar rumah secara mandiri dalam dua pekan terakhir. Warga terdampak tol yang sudah menerima uang ganti rugi bulan lalu itu diberi waktu dua bulan untuk membongkar sekaligus mengosongkan rumah mereka.

Sejumlah warga terdampak jalan tol di Gatak, sudah yang menerima uang ganti rugi pada 20 Januari 2022. Sejak saat itu hingga dua bulan ke depan, warga yang sudah memperoleh uang diminta mengosongkan rumah mereka. Selanjutnya, lahan yang sudah dibebaskan itu segera dibangun oleh tim pelaksana pembangunan Tol Jogja Solo di waktu mendatang.

Advertisement

BACA JUGA: Jadwal Operasi Tol Jogja-Solo, Ruas Ring Road Digarap Terakhir

Salah seorang warga Gatak, Kecamatan Ngawen, Nanik Susanti, mengatakan lahan miliknya seluas kurang lebih 1.000 meter persegi tergusur jalan tol. Lahan seluas 390 meter persegi sudah dibangun rumah puluhan tahun silam. Nanik sudah memperoleh uang Rp2,7 miliar.

“Uang ganti rugi sudah dibayarkan. Ini saya membongkar rumah secara mandiri. Saya lalukan borongan. Biaya bongkar rumah belum diketahui karena masih berjalan. Nanti, yang menghitung tukangnya," kata Nanik di Gatak, Kecamatan Ngawen, Sabtu (5/2).

Nanik mengaku masih kesulitan mencari lahan sebagai calon tempat tinggal. Di sisi laim, harga lahan di kawasan Gatak dan sekitarnya cenderung mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

“Kondisi saya sekarang ini seperti orang mengungsi. Tidur di dekat tumpukan kayu. Saya diberi waktu dua bulan untuk membongkar. Padahal, belum dapat lahan pengganti. Akhirnya, sembari mencari lahan, ya membongkar rumah sendiri,” katanya.

Nanik belum mengetahui secara detail biaya membongkar rumah secara mandiri. Namun, rata-rata biaya pembongkaran rumah di Gatak, biasanya berkisar Rp5 juta-Rp8 juta.

“Ini saya borongke [saat membongkar rumah]. Biar cepat selesai. Nantinya, saya ingin mencari lahan di desa sini saja. Saya tetap ingin hidup di desa sini. Harga lahan di sini rata-rata sudah senilai Rp1,5 juta per meter. Padahal, sebelum ada informasi jalan tol ini biasanya Rp1 juta per meter,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, luas tanah di Klaten yang terdampak Tol Jogja Solo berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi.

Total desa terdampak Tol Jogja Solo mencapai 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

BACA JUGA: Harga Tanah di Sekitar Proyek Tol Jogja Naik Drastis, Kini Rp3 Juta per Meter

Nantinya, Tol Jogja Solo di Klaten bakal terdapat tiga exit toll. Masing-masing adalah exit toll Kanganom di Kuncen (Kecamatan Ceper); exit toll kota di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen; exit toll Prambanan di Jogonalan. Di Klaten juga terdapat rest area, yakni di Manjungan (Ngawen) dan Demakijo-Jagalan (Karangnongko).

“Kelanjutan pembayaran uang ganti rugi Tol Jogja Solo masih menunggu Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Data sudah kami kirim ke sana [Duwet, Gatak, Ngawen, Kahuman, Pepe, dan Manjungan],” kata Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Penyair Joko Pinurbo Wafat, Jenazah Disemayamkan di PUKJ Bantul

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement