Advertisement
Australia Temukan Versi Lain Virus Omicron
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron - DW.com
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Jenis virus Corona yang menyerupai Omicron ditemukan di Queensland, pada seorang pelancong dari Afrika Selatan yang disebut lebih sulit dideteksi daripada varian Omicron yang memiliki jumlah mutasi yang besar.
Menteri Kesehatan Queensland Yvette D'Ath mengatakan, ada dua kasus bersejarah dari jenis baru di negara bagian itu, termasuk satu yang dia gambarkan sebagai 'mirip Omicron'.
Advertisement
"Itu adalah garis keturunan dan nama baru yang akan diberikan pada varian ini yang telah diidentifikasi dan dikonfirmasi oleh komite nasional," kata Yvette, sebagaimana dikutip AFR, Jumat (10/12/2021).
Wakil Kepala Petugas Kesehatan Peter Aitken mengatakan, garis keturunan baru yang ditemukan pada Rabu (8/12) memiliki setengah (14) mutasi genetik dari varian Omicron asli (30).
"Kami sekarang memiliki Omicron dan 'mirip Omicron'. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa ketika kita membuka perbatasan, ini tidak berarti bahwa perjalanan Covid telah selesai. Dalam banyak hal, perjalanan Covid baru saja dimulai," ungkapnya.
Masih belum jelas apa arti penemuan varian 'mirip Omicron' itu. Yang kita tahu, virus sering bermutasi dan dapat berbagi kode genetik yang serupa.
Melansir The Hill, Jumat (10/12/2021), pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa mereka tidak cukup tahu soal apa artinya penemuan ini, sejauh mana tingkat keparahan klinis dan efektivitas vaksin.
Hingga kini, varian yang pertama kali diidentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan masih dipelajari dan belum dianggap lebih mematikan atau lebih berbahaya dari varian lain, termasuk strain Delta yang sekarang dominan.
Tetapi, varian Omicron telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, di setidaknya lima benua dalam waktu seminggu setelah penemuannya, menambah kekhawatiran bahwa itu bisa jauh lebih menular daripada jenis sebelumnya.
Satu studi mengungkapkan varian Omicron berbagi materi genetik dengan virus corona yang terkait dengan flu biasa dan akibatnya bisa lebih ganas.
Sejauh ini, Australia telah mengalami lebih dari 2.000 kematian akibat Covid-19, membuat pemerintah setempat menunda membuka kembali perbatasannya bulan lalu karena kekhawatiran dengan jenis virus corona baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Tabung Gas Bocor, Warung Soto di Baleharjo Ludes Terbakar
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Arema FC Lepas Brandon Scheunemann di Bursa Transfer Paruh Musim
- Persija vs Bhayangkara: Ujian Strategi Tanpa Mauricio Souza
- Gus Yahya: Persoalan Internal PBNU Sudah Selesai
- Rusia Tegaskan Dukungan Penuh ke China soal Taiwan
- Jadwal Lengkap KA Bandara YIA-Tugu Jogja Senin 29 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Jogja Senin 29 Desember 2025
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Senin 29 Desember 2025
Advertisement
Advertisement



