Advertisement
Epidemiolog UGM Sebut Antigen dan PCR sebagai Syarat Perjalanan Tak Efektif

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Indonesia menerapkan penggunaan hasil tes antigen dan PCR sebagai syarat transportasi, di samping bukti vaksin minimal dosis pertama. Kebijakan ini dinilai tidak efektif dalam men-skrining calon penumpang.
Epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama, menuturkan sejak awal tidak setuju penggunaan antigen dan PCR untuk syarat perjalanan dengan moda transportasi apapun. Menurutnya, penggunaan antigen dan PCR tidak efektif jika hanya digunakan satu kali tanpa indikasi apapun misalnya indikasi kontak erat.
Advertisement
BACA JUGA: Tak Hanya Pesawat, Kebijakan Wajib PCR Bakal Berlaku untuk Semua Moda
“Jadi, bagi saya itu langkah sia-sia dan selama ini satgas tidak pernah juga melakukan evaluasi atau studi untuk membuktikan bahwa penggunaan antigen dan PCR itu efektif mencegah penularan lintas daerah,” ujarnya, Rabu (27/10/2021).
Menurutnya, di negara-negara lain tidak ada yang menggunakan persyaratan semacam ini untuk perjalanan domestik di dalam negeri.
“Karenanya yang lebih penting adalah vaksin dan memakai masker serta sirkulasi udara yang baik,” ungkapnya.
Pemerintah, menurutnya, perlu mempertimbangkan kembali aturan tersebut.
“Jadi, tidak perlu dengan PCR. Belum lagi nanti ada permainan surat antigen atau PCR palsu yang hanya akan menguntungkan para pembuat suratnya. Paling penting di perjalanan domestik itu masker, vaksin dan sirkulasi udara yang baik serta bisa jaga jarak,” katanya.
Pada perjalanan jarak jauh, disiplin pemakaian masker sangat diharuskan. Kapasitas penumpang 50-75 persen dengan diatur jarak antar penumpang. Moda kereta api harus menyediakan ruangan khusus untuk makan yang terpisah dari tempat duduk.
“Dengan cara-cara seperti itu saya kira sudah cukup membantu. Hal itu perlu saya sampaikan sebab penelitian di Indonesia sampai saat ini masih kurang membahas mengenai seberapa besar risiko tertular di transportasi publik. Pemegang datanya tidak mau melakukan evaluasi soal itu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement