Advertisement
Begini Cara Atur Strategi Sebelum Investasi Aset Kripto

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Investasi Aset kripto (cryptocurrency) makin populer ditambah dengan beragam perizinan yang diberikan di beberapa negara terkait perdagangannya. Namun, pemula wajib mengetahui cara mengatur strategi sebelum terjun berinvestasi aset kripto.
Tim Research and Development ICDX Btari Nadine menjelaskan ada bermacam cara untuk mendapatkan profit dengan aset kripto, misalnya dengan membeli beberapa jenis koin yang fundamentalnya baik dan tren historis yang terus meningkat. Investor juga dapat menyimpannya selama beberapa tahun hingga nilainya semakin tinggi.
Advertisement
“Tetapi ingat, tren suatu koin tidak selalu terjamin akan terus meningkat. Ada kalanya nilainya turun, tergantung pada situasi pasar,” ujarnya dalam riset, dikutip Minggu (17/10/2021).
Di sisi lain, para trader juga bisa memanfaatkan volatilitas pasar kripto yang tinggi dan memperoleh keuntungan sedikit demi sedikit dari pergerakan harga tersebut. Trader bisa menjual atau membeli aset kripto dengan rentang waktu yang sangat pendek. Lalu, kapan harus trading?
Meskipun pasar untuk mata uang digital buka tanpa henti, dia mengatakan potensi trading berhasil lebih besar jika bertransaksi saat aktivitas pasar global tinggi.
"Di luar jam pasar global tersebut, volume perdagangan biasanya lebih ringan, berpotensi mengakibatkan nilai tukar yang lebih lemah dan kesulitan dalam menemukan harga yang tepat untuk transaksi Anda,” jelasnya.
Salah satu cara, terutama bagi day trader, untuk menentukan waktu trading efektif adalah mengikuti sesi-sesi trading pusat keuangan seperti New York, Tokyo, Eropa (London), dan Australia (Sydney). Dengan kata lain, mengikuti sesi trading pasar forex.
Sesi trading tertentu bisa memberikan peluang yang lebih baik jika aset kripto yang Anda perdagangkan, seperti volume dan volatilitas yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika aset kripto Anda berbasis di China, seperti NEO, maka volume trading akan lebih tinggi pada sesi perdagangan Asia.
Selain itu, manfaatkan momentum “Market Crash” di mana terjadi tren harga turun. Meskipun, hal tersebut biasanya menimbulkan kekhawatiran, bahkan kepanikan, bagi para trader. Namun, kondisi ini juga bisa memberikan peluang pembelian yang besar.
“Trader bisa memperoleh profit di kemudian hari, ketika pasar kripto kembali sehat dan harga meningkat,” paparnya.
Kendati demikian, sebelum memborong di tengah momentum Market Crash, perhatikan hal-hal fundamental terkait koin yang akan dibeli. Pastikan kepentingan koin tersebut cukup kuat dalam dunia aset finansial, sehingga nilainya akan meningkat seiring waktu.
Selanjutnya, perhatikan pola historis pasar. Dengan mengetahui histori pasar kripto, maka trader dapat mengetahui pola pasar kripto dan bergerak berdasarkan pola tersebut.
Menurut pakar ekonomi Yale University Yukun Liu dan Aleh Tsyvinski return aset kripto dapat diprediksi oleh faktor-faktor tertentu. Return aset kripto memiliki eksposur rendah terhadap aset tradisional seperti saham, mata uang, dan komoditas. Dengan kata lain, perilaku aset kripto berbeda dengan kelas aset tradisional.
Perilaku pasar aset kripto justru lebih dipengaruhi oleh prospek fungsi aset kripto itu sendiri seiring dengan masa depan teknologi blockchain, seperti pengaruh nilai kepemilikan logam mulia terhadap harga komoditas tersebut.
Temuan Liu dan Tsyvinski juga memperlihatkan bagaimana return tinggi dari aset kripto juga dibarengi dengan pengambilan risiko yang tinggi. Namun, rasio antara return dan risiko tersebut dapat dikatakan berada pada level normal.
“Return aset kripto dapat diprediksi melalui dua faktor, yaitu momentum pasar dan investor. Pertama, momentum, yang pada dasarnya berarti bahwa ketika nilai suatu aset meningkat, aset tersebut ke depannya justru akan cenderung naik lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Liu dan Tsyvinski merancang strategi sederhana, di mana seorang investor harus membeli Bitcoin atau aset kripto lain jika nilainya meningkat lebih dari 20 persen pada pekan sebelumnya.
“Strategi ini menghasilkan pengembalian yang luar biasa dalam penelitian tersebut,” jelasnya.
Kedua, perhatikan juga faktor perhatian investor terhadap aset kripto. Liu dan Tsyvinski menemukan bahwa turunnya perhatian investor terhadap aset kripto, seperti turunnya jumlah pencarian “Bitcoin hack” akan berdampak pada return yang negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Qatar Klaim Cegat Enam Rudal yang Ditembakkan Iran ke Pangkalan AS
- Odol Dinilai Rugikan Negara Rp43,45 Triliun per Tahun
- Indonesia dan Australia Sepakat Perkuat Kerja Sama di Bidang Imigrasi dan Penanganan Pengungsi
- Hubungan dengan Iran Tegang, Warga AS Cemas
- Harga Emas Antam Hari Ini, Rp1.016.000 per 0,5 Gram
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Alasan Putin Tak Segera Bantu Iran Melawan Israel
- Menteri Budi Arie Lapor ke Prabowo Jumlah Kopdes Merah Putih yang Terbentuk Capai 80.133
- DTKS Bikin Puluhan Siswa Miskin Gagal Daftar SMA/SMK Swasta Mitra di Jateng
- KKP Minta Komdigi Blokir Situs yang Jual Pulau di Anambas Riau
- Iran Segera Tutup Selat Hormuz, Ini Sejarah dan Fakta Jalur Penting Pasokan Minyak Dunia
- Serangan Bom Bunuh Diri Kelompok ISIS di Damaskus, Puluhan Orang Meninggal dan Terluka
- Bapanas Sebut Demo Sopir Truk ODOL Bisa Bikin Pasokan Pangan Terlambat
Advertisement
Advertisement