Saat Ini, Ada Orang Rela Bayar Mahal Demi Wisata yang Bersih

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG- Kebersihan menjadi salah satu isu penting dari ekonomi pariwisata era baru di masa pandemi Covid-19.
"Kebersihan menjadi isu sentral. Pada hygene economy, disiplin protokol kesehatan menjadi alat branding paling ampuh," kata Konsultan pariwisata Jawa Tengah, Eko Suseno, dalam kegiatan Pelatihan Kebersihan Lingkungan Sanitasi dan Pengelolaan Sampah di Destinasi Pariwisata Kabupaten Magelang tahun 2021, di Magelang, Rabu (6/10/2021).
Eko mencontohkan orang suka berwisata ke Bali, salah satunya karena kebersihan di destinasi wisata kawasan tersebut sangat dijaga. Setiap sore, ada tim sapu bersih yang membersihkan sampah di destinasi wisata. Contoh lain, orang suka berwisata ke Singapura, salah satu indikatornya adalah karena lingkungan di negara tersebut bersih. Kebersihan di negara itu terjaga salah satunya karena perilaku hidup bersih yang dimiliki warganya.
Baca juga: Karya Seni Wayang Akan Menghiasi Bandara YIA
Dosen UKSW Salatiga ini menyebutkan destinasi wisata yang bersih menjadi daya tarik wisatawan. Karenanya, kebersihan menjadi hal wajib bagi objek wisata, apalagi objek wisata yang menarik biaya masuk bagi wisatawan.
"Setiap harga tiket yang masuk, itu termasuk kebersihan, jadi wisata yang ada tarifnya harus lebih bersih. Saat ini orang rela bayar mahal asal bersih," katanya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Sugeng Santoso mengungkapkan pandemi Covid-19 memaksa pengelola destinasi wisata untuk menemukan ide baru. "Nilai tambah yang dihasilkan dari kreativitas inovasi, muaranya membantu pembangunan ekonomi," katanya.
Baca juga: Tolak Disuntik Vaksin Covid-19, 3 Pengawal Paus Pilih Mengundurkan Diri
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein mengatakan sampah menjadi salah satu permasalahan terbesar yang ada di setiap daya tarik wisata. Kadangkala pengelola wisata masih belum terlalu fokus untuk memikirkan pengelolaan sampah, terutama dalam ketersediaan tempat sampah.
"Padahal, semakin banyak kunjungan wisatawan, maka akan semakin meningkat pula sampah yang dihasilkan. Masalah sampah itu gampang sekali diucapkan tapi rillnya itu harus punya komitmen bersama, kemauan bersama dan kesadaran bersama," katanya.
Maka melalui ini diharapkan para peserta dapat menjadi teladan dan pelopor di tengah-tengah destinasi wisata masing-masing. Pelatihan ini diikuti sebanyak 40 peserta dari pengelola daya tarik wisata, desa wisata, homestay, maupun pekerja restoran. (Nina Atmasari/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daftar 6 Bandara yang Beroperasi 24 Jam Selama Mudik Lebaran 2023
- Piala Lomba Dimintai Uang oleh Bea Cukai, Kemenkeu Minta Maaf
- Waspadalah! Ini Jam Rawan Tindak Kejahatan di Bulan Ramadan
- Viral! Anak Gusdur Curhat Petugas Bea Cukai Acak-Acak Kopernya
- Hari Raya Nyepi 2023: 1.466 Narapidana Hindu Dapat Remisi Khusus
Advertisement
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Ini Sembilan Aplikasi Digital Pelayanan Publik di Kabupaten Magelang
- KPK Tetapkan Seorang Tersangka Baru Kasus Korupsi Stadion Mandala Krida Jogja
- Maskapai Belum Ajukan Extra Flight Jelang Mudik Lebaran
- Jam Kerja ASN Saat Bulan Puasa 2023
- Dibuka Segera, Ini Panduan Mengisi Biodata UTBK SNBT 2023
- Jokowi Perintahkan TNI dan Polri Terus Mengawal Pembangunan di Papua
- Produsen Penerima Subsidi Motor Listrik Kerek Harga, Siap-Siap Kena Sanksi
Advertisement