Advertisement
Keluarga Korban Serangan 11 September Menuntut Arab Saudi

Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga korban serangan 11 September menuntut pemerintah Arab Saudi di pengadilan federal Amerika Serikat, New York.
Dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (11/9/2021), laporan FBI yang dimaksud adalah dokumen setebal 16 halaman yang berisi analisis panjang dan rangkuman FBI terhadap dua pembajak berwarga negara Saudi, Khalid al-Mihdhar dan Nawaf al-Hazmi.
Advertisement
Dua agen Al Qaeda tersebut tiba di California pada 2000. Laporan FBI diharapkan dapat membongkar pihak yang membantu al-Mihdhar dan al-Hazmi.
“Masih belum jelas apa yang diketahui bagian lain dari pemerintah tentang apa yang terjadi. Namun, sudah jelas, pejabat kelas tinggi dan menengah Saudi yang bekerja untuk pemerintah terlibat dalam konspirasi ini," kata Andrew 'Duke' Maloney, pengacara dari firma hukum Kreindler LLP yang mewakili keluarga korban 11 September dalam proses pengadilan melawan Arab Saudi.
Setelah 20 tahun sejak tragedi yang menewaskan hampir 3.000 orang di New York, Washington, D.C., Shanksville, dan Pennsylvania, gugatan keluarga korban akan mendekati titik balik.
Laporan FBI ini menganalisis bagaimana al-Mihdhar dan al-Hazmi yang tidak fasih berbasa Inggris dan tidak memiliki sumber daya mandiri, dapat berpijak ke Los Angeles dan San Diego.
Pihak keluarga korban meyakini bahwa ada kelompok politik rahasia dari pemerintah Saudi yang berkonspirasi dengan operasi al-Qaeda. Tujuan gugatan itu adalah untuk memenangkan penyelesaian keuangan bagi keluarga korban.
Sebelumnya, Presiden Joe Biden telah meminta Departemen Kehakiman dan lembaga lainnya untuk meninjau dan merilis dokumen FBI yang masih rahasia setelah dia menerima kabar bahwa tidak akan diterima saat peringata 11 September.
Laporan ini bisa memberikan pencerahan terkait dengan temuan FBI soal orang-orang yang terlibat dalam serangan tersebut, termasuk warga negara Arab Saudi Fahad al-Thumairy dan orang yang dicurigai sebagai mata-mata Saudi Omar al-Bayoumi.
Sementara itu, diplomat Saudi, Mussaed Ahmed al-Jarrah dicurigai dapat membantu pembajak lainnya di masa depan, kata Maloney.
Dalam sebuah pernyataan di Washington, Kedutaan Besar Arab Saudi mempersilakan rilis dokumen investigasi FBI.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pemerintah Saudi atau pejabatnya memiliki pengetahuan sebelumnya tentang serangan teroris atau dengan cara apa pun terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaannya. Setiap tuduhan bahwa Arab Saudi terlibat dalam serangan 11 September jelas salah,” kata Kedutaan Saudi.
Sebuah dokumen pemerintah AS menyatakan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden yang disebut sebagai dalang dari serangan ini merupakan anak konglomerat perusahaan konstruksi yang berbasis di Saudi, Saudi Binladen Group. Namun, hubungan Bin Laden dengan keluarga kerajaan terputus pada 1991 setelah pengerahan pasukan AS ke kerajaan.
Namun, organisasi bin Laden menerima dukungan finansial dari orang-orang kaya di Saudi, termasuk keluarga kerajaan.
Komisi independen 11 September menyimpulkan dalam laporannya pada 2004 bahwa pemerintah Saudi tidak mengetahui serangan yang tertunda. Komisi tidak menemukan bukti bahwa pejabat Saudi memiliki peran apa pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Tak Hanya Tempat Wisata Religi, Petilasan Gunung Gambar Juga Jadi Sentra Kopi di Gunungkidul
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Siswa Sekolah Rakyat Akan Jalani Masa Orientasi 14 Juli 2025
- Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara Masih Menunggu Izin Penetapan Lokasi
- Kejaksaan Agung Kini Bisa Menyadap Ponsel Warga
- Kemensos: Dapur dan Asrama Sekolah Rakyat Mulai Dioperasikan Juli 2025
- Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya Lakukan Tabur Bunga di Selat Bali
- 9 Kendaraan Terlibat Tabrakan Beruntun di Pertigaan Terminal Bawen Semarang
- DPR RI Imbau Masyarakat Kawal Kasus Aipda Robig Zaenudin Polisi Semarang Pelaku Penembakan Pelajar
Advertisement
Advertisement