Advertisement

Indef Sebut Mobilitas Masyarakat Justru Naik di Sejumlah Daerah selama PPKM Darurat

Maria Elena
Jum'at, 16 Juli 2021 - 18:27 WIB
Bhekti Suryani
Indef Sebut Mobilitas Masyarakat Justru Naik di Sejumlah Daerah selama PPKM Darurat Dokumentasi - Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020) - Antara/Sigid Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -Mobilitas masyarakat belum menurun signifikan setelah PPKM darurat diberlakukan. 

Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dinilai kurang efektif dalam menekan mobilitas masyarakat guna mengendalikan penyebaran kasus Covid-19.

Advertisement

Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Media Wahyudi Askar menyampaikan bahwa di sejumlah wilayah masih terdapat peningkatan mobilitas masyarakat.

BACA JUGA: Banyak Warga Isoman di Jogja Meninggal, Pasien Covid-19 Diminta Isolasi di Selter

Peningkatan aktivitas masyarakat di rumah di Jawa Timur merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain. Namun, peningkatan aktivitas di rumah di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten masih tercatat rendah.

Hal ini menunjukkan penerapan PPKM darurat di Jawa Tengah relatif kurang efektif jika dibandingkan dengan 6 provinsi lainnya di Jawa-Bali.

Di samping itu, aktivitas di tempat kerja mengalami penurunan yang cukup signifikan, khususnya di Jawa Timur dan Jakarta. Namun, perubahan tersebut kurang signifikan di Jawa Barat. Aktivitas masyarakat Jawa Tengah ke tempat kerja justru meningkat.

“Di Jakarta penurunan mobilitasnya signifikan, tapi di beberapa wilayah lain tidak cukup signifikan,” katanya dalam webinar, Jumat (16/7/2021).

Jika dilihat berdasarkan moda transportasi, indeks transportasi publik mengalami penurunan sekitar 18,6 persen saat diberlakukannya PPKM darurat.

Pada periode tersebut, terjadi juga penurunan tren penumpang kereta api. Namun sebaliknya, penumpang bus justru mengalami peningkatan.

“Artinya ada pergeseran penumpang kereta ke penumpang bus. Ini menjadi catatan juga pengawasan transportasi bus jauh lebih lemah dibandingkan transportasi lainnya,” jelasnya.

Dia menambahkan, arus masuk orang dari luar negeri ke Indonesia juga perlu menjadi perhatian. Pemerintah menurutnya harus mulai memberlakukan kebijakan pembatasan mobilitas orang dari luar ke dalam negeri.

“Seharusnya menjadi catatan penting kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat dari luar negeri ke Indonesia, ini akan sangat berpengaruh pada peningkatan kasus, bahkan hingga hari ini kebijakan pembatasan arus masuk orang ke Indonesia belum dilakukan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement