Advertisement
Malaysia Setop Pakai Sinovac, Andalkan Vaksin Lain
Seorang pekerja konstruksi menerima dosis vaksin penyakit Covid-19 Sinovac di sebuah truk vaksinasi di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (8/6/2021). - Antara/Reuters\\r\\n\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Malaysia membuat kebijakan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac China setelah pasokannya habis dan akan menggunakan vaksin merek lain yang stoknya masih mencukupi.
Inokulasi penduduk Malaysia selanjutnya sebagian besar akan menggunakan vaksin berbasis mRNA buatan Pfizer-BioNTech, kata Menteri Kesehatan Adham Baba pada konferensi pers dengan pejabat tinggi kementerian lainnya pada Kamis.
Advertisement
Negara Asia Tenggara itu telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang cukup untuk mengimunisasi 70 persen populasi, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac, kata para pejabat.
“Sekitar setengah dari 16 juta (dosis) sudah didistribusikan, jadi sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua. Bagi yang belum divaksin, mereka akan menerima vaksin Pfizer," kata Baba, mengutip Antara.
Baca juga: Beruntung Banget, Peserta Vaksinasi dari Kejari Gunungkidul Dapat Bingkisan Sembako
Pemerintah Malaysia sebelumnya mengatakan telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac, sebagai bagian dari kesepakatan yang membuat BUMN farmasi setempat, Pharmaniaga, dapat melakukan pengisian dan pengemasan vaksin untuk distribusi lokal.
Pengumuman untuk menghentikan penggunaan vaksin Sinovac yang berbasis virus tidak aktif muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjurannya terhadap varian baru virus corona yang lebih menular.
Sementara itu, negara tetangga Thailand minggu ini mengatakan akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai dosis kedua bagi mereka yang menerima suntikan Sinovac, sedangkan Indonesia sedang mempertimbangkan suntikan penguat bagi tenaga kesehatan yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac.
Vaksin Lain
Vaksin lain yang disetujui oleh Malaysia adalah AstraZeneca, CanSino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson.
Malaysia juga berencana mengumumkan keputusannya tentang kemungkinan menambahkan vaksin dari Sinopharm China, kata para pejabat.
Dengan 880.782 kasus dan 6.613 kematian sejauh ini, Malaysia menjadi negara dengan tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga dengan tingkat inokulasi tertinggi, di mana 26 persen dari 32 juta penduduknya telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gempa Bumi Magnitudo 4,8 Bikin Panik Warga Tarakan
- Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
Advertisement
Nelayan Pantai Baron Gunungkidul Berhenti Melaut Akibat Cuaca
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Yusril Tegaskan Negara Berhak Merampas Uang Bandar dan Pemain Judol
- AS Bersiap Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
- Dinyatakan Hilang, Warga Manisrenggo Ditemukan di Kali Talang Klaten
- Polisi Dalami Kasus Perempuan yang Meninggal Tak Wajar di Sleman
- Melayat ke Solo, Kapolri Siap Amankan Proses Pemakaman PB XIII
- Komunitas Siaga Merapi Ikut Evakuasi Pendaki Hilang di Kali Talang
- Bupati Gunungkidul Ingin Pantai Sepanjang Seperti Jimbaran Bali
Advertisement
Advertisement



