Advertisement
Kotanya Jadi Medan Pertempuran Taliban, 5.000 Keluarga Afghanistan Mengungsi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sekitar 5.000 keluarga Afghanistan terpaksa mengungsi dari Kunduz karena kota itu menjadi medan pertempuran antara pejuang Taliban dan pasukan pemerintah saat batas waktu penarikan pasukan pimpinan AS semakin dekat.
Pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di provinsi Kandahar dan Baghlan. Pasukan Afghanistan mengklaim telah merebut kembali daerah-daerah dari kendali Taliban. Tetapi, menurut media lokal, Taliban masih menguasai bagian daerah Pul-e-Khumri di Baghlan tengah.
Advertisement
Taliban telah menguasai puluhan distrik sejak pasukan NATO pimpinan AS memulai penarikan terakhir mereka pada Mei.
Kelompok yang digulingkan dari kekuasaan dalam invasi pimpinan AS tahun 2001 itu terus mengepung kota Kunduz.
Ghulam Sakhi Rasouli, direktur Departemen Pengungsi dan Pemulangan Kunduz, mengatakan sekitar 5.000 keluarga mengungsi akibat pertempuran. Sebanyak 2.000 keluarga di antaranya melarikan diri ke Kabul dan provinsi lain.
Rahmatullah Hamnawa, seorang jurnalis yang berbasis di Kunduz, mengatakan kepada Al Jazeera dia terpaksa memindahkan keluarganya dari satu wilayah kota ke wilayah lain di tengah konflik.
"Kami mendengar suara tembakan dan pertempuran sepanjang malam," katanya. Dia menambahkan setidaknya pertempuran berkobar sejak seminggu di beberapa bagian kota dan daerah sekitarnya.
“Orang-orang yang melarikan diri dari Kunduz terpaksa mengambil rute memutar melalui provinsi Samangan ke Mazar-e-Sharif, sekitar 110km (68 mil) jauhnya ke barat daya. Jalan yang lebih pendek tidak aman dan penuh dengan pos pemeriksaan dan ranjau,” kata Hamnawa seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (28/6/2021).
Provinsi Samangan, yang dulunya merupakan salah satu wilayah paling aman, tidak lagi bebas dari kekerasan. Perjalanan yang dalam kondisi normal ditempuh selama tiga jam melalui Samangan dapat memakan waktu hingga tujuh jam sekarang.
Banyak orang berlindung di sebuah sekolah di kota dan telah diberi makanan dan barang-barang bantuan lainnya, kata anggota dewan provinsi Kunduz, Ghulam Rabbani.
Rekaman video yang diambil AFP menunjukkan puluhan orang, banyak di antaranya wanita dan anak-anak, duduk di dalam tenda di kompleks sekolah.
"Kami adalah enam keluarga yang tinggal bersama di sini selama tiga hari ... Anda dapat melihat anak-anak saya duduk di tanah," kata Juma Khan, yang melarikan diri bersama keluarganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Aljazeera.com, Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Pilkada Kulonprogo: Pendaftaran Panwascam Dibuka, Kebutuhan Formasi Menunggu Hasil Tes
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement