Advertisement
Ini Kunci Penting India Lepas dari Tsunami Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – India berhasil lepas dari tsunami Covid-19, setelah kasusnya mencapai lebih dari 414.000 pada 6 Mei 2021 lalu. Saat ini jumlah kasus hariannya berhasil turun di kisaran 54.000-an.
Kepala All India Institute Of Medical Science (AIIMS) Randeep Guleria mengatakan, Covid-19 varian Delta sekalipun harusnya tidak menjadi masalah jika masyarakat mau menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin di seluruh negeri.
Advertisement
Guleria menyoroti tiga senjata utama untuk mencegah penyebaran varian Delta, begitu pula dengan kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 di India.
Di tengah kekhawatiran adanya kemunculan varian Delta di beberapa negara, Guleria mengatakan penyebaran varian apa pun dapat dikendalikan dengan baik melalui tiga hal, yakni protokol kesehatan, lockdown, dan vaksinasi.
“Tiga senjata tersebut bahkan bisa mencegah penyebaran varian apa pun,” ungkap Guleria, dilansir India.com, Rabu (23/6/2021).
Guleria menambahkan, apa pun varian yang beredar, tidak ada seorang pun yang boleh lengah melaksanakan protokol kesehatan, semua pihak harus tetap mengawasi kemungkinan kenaikan kasus.
Dia juga menambahkan bahwa semua orang harus lebih waspada kali ini, untuk menghindari kemunculan gelombang ketiga. Lebih lanjut, negara yang mengalami masalah menghadapi varian Delta harus lebih agresif melakukan tes, dan pelacakan, serta harus mendorong agar semakin banyak orang mau divaksinasi.
“Varian apa pun harusnya tidak menjadi masalah kalau semua orang patuh protokol kesehatan dengan baik dan disiplin,” tegasnya.
Mengenai vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak, Guleria menambahkan bahwa anak-anak juga memerlukan vaksinasi jika suatu negara ingin benar-benar serius menangani pandemi.
“Pfizer sudah dapat persetujuan FDA untuk vaksinasi Covid-19 pada anak, dan sudah diizinkan juga digunakan di India. Bharat Biotech dan perusahaan lainnya sedang melakukan uji coba dengan kecepatan tinggi terlebih karena memerlukan persetujuan orang tua untuk uji coba pada anak,” terang Guleria.
Guleria menyebutkan bahwa hasil uji coba kali ini diperkirakan akan selesai lebih cepat dan bisa ditindaklanjuti dalam 2-3 bulan setelahnya. India diperkirakan bisa mendapatkan data hasil uji klinik pada September.
“Harapannya persetujuan penggunaan bisa keluar segera setela hasil uji klinik terbit, sekitar September – Oktober, sehingga kami bisa segera punya vaksin untuk anak-anak,” imbuh Guleria.
Saat ini, dengan kasus yang sudah melandai, Pemerintah India mengumumkan peloggaran lockdown. Sejumlah pakar termasuk Guleria memperingatkan akan kemungkinan munculnya gelombang ketiga, yang diperkirakan akan lebih mempengaruhi anak-anal.
“Pemerintah harus lebih berhati-hati untuk kembali membuka sekolah. Secara pribadi menurut saya pembukaan sekolah harus dilakukan secara bertahap,” imbuh Guleria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Profil Eddie Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia yang Wafat di Usia 93 Tahun
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
Advertisement

Bupati Gunungkidul Ajak Warga Sulap Emperan Rumah Jadi Lahan Produktif
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Sekeluarga Tertimbun Tebing Longsor di Samarinda, Dua Meninggal Dunia, 2 Masih dalam Pencarian
- Presiden Prancis Emmanuel Macron Dituduh Pakai Narkoba Saat ke Ukraina, Ini Tanggapan Kantor Kepresidenan
- Menham Natalius Pigai Dukung Pendidikan Militer Ala Dedi Mulyadi
- Krisis Kemanuasiaan Kian Parah di Gaza, Prancis Minta Perjanjian Uni Eropa-Israel Dievaluasi
- SETARA Nilai Pengerahan Prajurit TNI Jaga Kejaksaan Langgar Konstitusi
Advertisement