Advertisement
Biofarma Kembangkan Vaksin BUMN, Sudah Masuk Daftar Kandidat WHO
Menteri BUMN Erick Thohir, mengunjungi Bio Farma, Kamis (7/1 - 2021). Kementerian BUMN
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah terus melakukan terobosan untuk bisa memproduksi vaksin Covid-19 di dalam negeri.
Kandidat Vaksin BUMN yang dikembangkan holding BUMN farmasi, PT Biofarma (Persero) dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat, bahkan sudah masuk di daftar kandidat vaksin yang dirilis World Health Organization (WHO).
Advertisement
BACA JUGA : Kepala Daerah Diminta Mempercepat Vaksinasi
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan selain pengembangan Vaksin Merah Putih, pemerintah juga melakukan terobosan baru melalui BUMN Bio Farma yang melakukan kerja sama pengembangan vaksin dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat.
"Kandidat vaksin yang disebut Vaksin BUMN ini Alhamdulillah sudah masuk dalam daftar kandidat vaksin yang dirilis WHO,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (2/6/2021).
Vaksin BUMN ada di nomor urut 121 vaksin yang sedang menjalani uji pre-klinik di database yang yang dirilis WHO kemarin, Selasa (1/6/2021).
Dia berharap upaya pengembangan ini akan membuahkan hasil. Konteksnya, kata Erick, Indonesia harus bisa memproduksi vaksin sendiri, tidak mungkin terus impor seperti yang sekarang. "Kami berharap pengembangannya berhasil, baik Vaksin Merah Putih, maupun Vaksin BUMN," ujarnya.
BACA JUGA : Pelaksanaan Vaksinasi di Kulonprogo Terus Dievaluasi
Dia melanjutkan Vaksin BUMN tersebut masih membutuhkan waktu untuk dapat digunakan seperti halnya Vaksin Merah Putih yang saat ini masih dalam proses. Vaksin ini harus melalui tahapan pre klinik, uji klinik pertama, kedua dan ketiga. "Jadi, memerlukan waktu mungkin satu tahun seperti halnya vaksin merah putih."
Erick menambahkan pihaknya tidak bekerja sendiri dan telah bertemu dengan BRIN, Kementerian Kesehatan, dan Kemenlu, untuk mendorong vaksin produksi dalam negeri.
Selain itu, Erick, yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini, menyambut baik diterbitkannya Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Listing/EUL) oleh WHO untuk vaksin Sinovac, menyusul diterbitkannya EUL WHO untuk vaksin Sinopharm.
Menurutnya, ini adalah bukti kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk mendorong agar vaksin Sinovac dan Sinopharm mendapat EUL dari WHO, terutama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan.
BACA JUGA : Warga Pra-Lansia di Kota Jogja Mulai Divaksin
Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti nyata, pemerintah hanya menghadirkan vaksin yang aman, bermutu dan efektif. Dengan demikian, tidak perlu ada keraguan bagi masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19 Sinovac dan vaksin lainnya yang dihadirkan pemerintah.
"Saya harap tidak ada keraguan untuk menerima warga Indonesia [yang divaksinasi Sinovac] ke negaranya. Apakah kesempatannya untuk bisnis maupun menunaikan ibadah umroh dan haji,” pungkas Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Catat Jadwalnya, SIM dan Samsat Keliling DIY Tutup Sementara
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Mentan: Impor Pangan Ilegal Harus Ditindak Tegas
- Jasa Marga Siap Hadapi Lonjakan Arus Nataru 2025-2026
- 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY hingga Hari Keempat Operasi Lilin
- Rio Dewanto dan Barry Prima Main Film Kuyank
- Rupiah Menguat Terbatas, Dolar Ditahan Sentimen Nataru
- Batas Akhir Hari Ini, 28 Provinsi Wajib Umumkan UMP 2026
- Kasus Penipuan Perusahaan, Vonis YAM Diperberat Pengadilan Tinggi
Advertisement
Advertisement



