Advertisement
Ilmuwan Prediksi 10 Tahun ke Depan, Covid-19 Lebih Mirip Pilek Musiman

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020. Hasil penelitian baru, Covid-19 dalam 10 tahun ke dapan mungkin bisa menjadi penyebab gangguan pilek biasa. Pernyataan tersebut didasari pada penelitian pemodelan matematika.
Melansir dari Medical Xpress, mengingat apa yang diketahui tentang tanggapan kekebalan manusia terhadap SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19), ada kemungkinan patogen itu akan menjadi sekadar virus corona musiman.
Advertisement
"Gelombang pertama (Covid-19) mengerikan karena Anda memiliki virus yang belum ada yang terpapar sebelumnya," kata Fred Adler, peneliti senior dalam studi tersebut.
"Tetapi karena semakin banyak orang yang terpapar, sistem kekebalan manusia akan beradaptasi dan tingkat keparahan Covid-19 bisa menurun," kata Adler.
Baca juga: Diduga Hindari Aturan Pembatasan, Pengantin India Menikah di Udara
Ketika orang memiliki kasus ringan, mereka cenderung melepaskan lebih sedikit virus. Artinya, lebih sedikit partikel infeksius yang dapat ditularkan ke orang lain.
"Dengan kata lain, kasus ringan dapat menyebabkan kasus ringan lainnya," kata Adler, profesor matematika dan ilmu biologi di Universitas Utah di Salt Lake City.
Gagasan bahwa SARS-CoV-2 dapat bergabung dengan jajaran virus flu biasa bukanlah hal baru. Studi pemodelan lain telah menunjukkan kemungkinan tersebut.
Baca juga: Pakar Sebut Masyarakat Jarang Perhatikan Aspek Kegempaan saat Membeli Rumah
"Melalui analisis genetik, para peneliti telah menemukan bahwa salah satu dari virus corona yang disebut OC43 mungkin telah berpindah dari sapi ke manusia pada tahun 1880-an," kata Adler.
Jeffrey Shaman, seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan di Columbia University Mailman School of Public Health di New York City yang meninjau temuan tersebut menyatakan bahwa SARS-CoV-2 mungkin berkembang menjadi flu musiman yang relatif ringan.
Meski begitu, Shaman memperingatkan bahwa studi saat ini adalah eksplorasi tentang bagaimana hal ini bisa terjadi dan tidak ada yang bisa memprediksi masa depan secara tepat.
Sebab, beberapa kondisi masih banyak yang belum diketahui termasuk lamanya perlindungan dari vaksinasi dan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya. Selain itu, adanya varian baru dan lebih menular mungkin bisa mengancam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sejarah Hari Santri 22 Oktober dan Fatwa Resolusi Jihad Hasyim Asyari
- Trump Soroti Logam Tanah Jarang, Fentanyl, Kedelai, dan Taiwan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
Advertisement

Realisasi APBD 2025 DIY Masih Sesuai Target, di Atas Rerata Nasional
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Viral Ketua GP Ansor DKI Ainul Yakin Ancam Karyawan Trans7
- BPK Hitung Kerugian Negara Akibat Korupsi Perumahan DPR
- Kata Kita, Gim Terapi Bicara untuk Anak Cerebral Palsy Speech Delay
- Zero Defect, MBG Terapkan Sistem Pengendalian Saat Pandemi Covid
- KPK Dalami Subkontraktor Korupsi Bansos Kemensos 2020
- Prediksi BMKG: Mayoritas Kota Besar Hari Ini Hujan
- Begini Upaya Mal DIY Jaga Kunjungan di Tengah Low Season
Advertisement
Advertisement