Advertisement

Serangan Lanjutan Covid-19 di India Menyasar Kaum Muda dan Anak-anak

Desyinta Nuraini
Senin, 19 April 2021 - 23:07 WIB
Budi Cahyana
Serangan Lanjutan Covid-19 di India Menyasar Kaum Muda dan Anak-anak Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021). - Antara/Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - India dihantam gelombang tsunami Covid-19 yang cukup besar. Bahkan, virus tersebut kini menyerang kaum muda dan anak-anak.

Pada awal tahun, India mengira telah mengalahkan pandemi dan memulai kampanye vaksinasi massal. Penggunaan masker dan jarak sosial disingkirkan, kerumunan orang berbondong-bondong ke festival keagamaan dan ikut dalam rapat umum pemilihan.

Advertisement

Namun di rumah sakit, dokter mulai memperingatkan peningkatan kasus, termasuk fenomena baru yakni pasien didominasi usia muda.

Kepala Menteri New Delhi Arvind Kejriwal mengatakan 65 persen pasien baru berusia di bawah 45 tahun. Badan penelitian medis India tidak memiliki rincian demografis kasus, tetapi dokter di kota-kota besar memastikan bahwa lebih banyak pasien muda yang datang ke rumah sakit.

"Kami juga melihat anak-anak di bawah usia 12 dan 15 tahun dirawat dengan gejala pada gelombang kedua. Tahun lalu praktis tidak ada anak-anak," kata Khusrav Bajan, konsultan di Rumah Sakit Nasional Hinduja dan anggota gugus tugas Covid-19 Maharashtra, India seperti dilansir dari Medical Xpress, Senin (19/4/2021).

Di negara bagian Gujarat, Spesialis Penyakit Paru Amit Dave mengatakan kaum muda mengalami peningkatan keparahan dari virus corona untuk paru-paru, jantung, dan ginjal mereka.

Satu rumah sakit Gujarat telah mendirikan bangsal pediatrik virus korona pertama di negara bagian itu. Negara bagian di seluruh India telah melaporkan peningkatan serupa pada pasien muda.

Di pusat TI selatan Bangalore, mereka yang berusia di bawah 40 tahun menyumbang 58 persen kasus infeksi pada awal April, naik 46 persen dari tahun lalu.

"Saya belum pernah melihat peningkatan kasus dalam satu tahun terakhir seperti yang saya lihat dalam satu minggu terakhir. Semua orang di timeline saya, di WhatsApp saya, dengan panik saling mengirim pesan karena mereka semua dinyatakan positif," kata Tanu Dogra, warga Delhi yang terbaring di tempat tidur selama seminggu setelah dites positif Covid-19 pada Maret.

Para ahli mengatakan lebih banyak data diperlukan untuk mendukung bukti anekdotal di India, dengan melakukan pengurutan keseluruhan genom Covid-19. "Pengurutan akan memberi tahu Anda tentang mutan yang muncul," tambah Ahli Virus Shahid Jameel.

Kendati demikian dia menegaskan bahwa pemakaian masker dan menghindari kerumunan menjadi pencegahan paling utama dari infeksi Covid-19.

Sementara itu, otoritas terkait di India telah memberlakukan penguncian akhir pekan dan jam malam malam untuk membendung penyebaran virus. Akan tetapi para profesional medis mengatakan dorongan vaksinasi yang lamban di India, saat ini terbatas pada usia di atas 45 tahun, juga harus dibuka untuk semua orang.

Seruan digaungkan oleh pemuda India di Delhi yang mengatakan kepada AFP bahwa mereka memerlukan vaksin karena harus pergi bekerja karena sebagai pencari nafkah bagi keluarga. "Saat ini kaum muda membutuhkan (vaksin) lebih banyak. Saya melihat setiap hari bahwa orang-orang berusia awal 30-an dirawat di rumah sakit," kata apoteker berusia 25 tahun, Muzammil Ahmed kepada AFP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bantah Ada Kisruh Internal Soal Penetapan Caleg Terpilih, PDI Perjuangan Sleman: Kami Solid

Sleman
| Selasa, 19 Maret 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement