Advertisement
Serangan Lanjutan Covid-19 di India Menyasar Kaum Muda dan Anak-anak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - India dihantam gelombang tsunami Covid-19 yang cukup besar. Bahkan, virus tersebut kini menyerang kaum muda dan anak-anak.
Pada awal tahun, India mengira telah mengalahkan pandemi dan memulai kampanye vaksinasi massal. Penggunaan masker dan jarak sosial disingkirkan, kerumunan orang berbondong-bondong ke festival keagamaan dan ikut dalam rapat umum pemilihan.
Advertisement
Namun di rumah sakit, dokter mulai memperingatkan peningkatan kasus, termasuk fenomena baru yakni pasien didominasi usia muda.
Kepala Menteri New Delhi Arvind Kejriwal mengatakan 65 persen pasien baru berusia di bawah 45 tahun. Badan penelitian medis India tidak memiliki rincian demografis kasus, tetapi dokter di kota-kota besar memastikan bahwa lebih banyak pasien muda yang datang ke rumah sakit.
"Kami juga melihat anak-anak di bawah usia 12 dan 15 tahun dirawat dengan gejala pada gelombang kedua. Tahun lalu praktis tidak ada anak-anak," kata Khusrav Bajan, konsultan di Rumah Sakit Nasional Hinduja dan anggota gugus tugas Covid-19 Maharashtra, India seperti dilansir dari Medical Xpress, Senin (19/4/2021).
Di negara bagian Gujarat, Spesialis Penyakit Paru Amit Dave mengatakan kaum muda mengalami peningkatan keparahan dari virus corona untuk paru-paru, jantung, dan ginjal mereka.
Satu rumah sakit Gujarat telah mendirikan bangsal pediatrik virus korona pertama di negara bagian itu. Negara bagian di seluruh India telah melaporkan peningkatan serupa pada pasien muda.
Di pusat TI selatan Bangalore, mereka yang berusia di bawah 40 tahun menyumbang 58 persen kasus infeksi pada awal April, naik 46 persen dari tahun lalu.
"Saya belum pernah melihat peningkatan kasus dalam satu tahun terakhir seperti yang saya lihat dalam satu minggu terakhir. Semua orang di timeline saya, di WhatsApp saya, dengan panik saling mengirim pesan karena mereka semua dinyatakan positif," kata Tanu Dogra, warga Delhi yang terbaring di tempat tidur selama seminggu setelah dites positif Covid-19 pada Maret.
Para ahli mengatakan lebih banyak data diperlukan untuk mendukung bukti anekdotal di India, dengan melakukan pengurutan keseluruhan genom Covid-19. "Pengurutan akan memberi tahu Anda tentang mutan yang muncul," tambah Ahli Virus Shahid Jameel.
Kendati demikian dia menegaskan bahwa pemakaian masker dan menghindari kerumunan menjadi pencegahan paling utama dari infeksi Covid-19.
Sementara itu, otoritas terkait di India telah memberlakukan penguncian akhir pekan dan jam malam malam untuk membendung penyebaran virus. Akan tetapi para profesional medis mengatakan dorongan vaksinasi yang lamban di India, saat ini terbatas pada usia di atas 45 tahun, juga harus dibuka untuk semua orang.
Seruan digaungkan oleh pemuda India di Delhi yang mengatakan kepada AFP bahwa mereka memerlukan vaksin karena harus pergi bekerja karena sebagai pencari nafkah bagi keluarga. "Saat ini kaum muda membutuhkan (vaksin) lebih banyak. Saya melihat setiap hari bahwa orang-orang berusia awal 30-an dirawat di rumah sakit," kata apoteker berusia 25 tahun, Muzammil Ahmed kepada AFP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement