Advertisement
Faisal Basri: Ironis, Tiba-tiba Muncul Rencana Impor Beras

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menilai isu impor beras tahun ini merupakan sebuah ironi. Pasalnya ketahanan pangan Indonesia tengah dalam tren positif.
Dia mengatakan sejumlah upaya pemerintah selama ini untuk mendongkrak ketahanan pangan menunjukkan tren cukup baik. Salah satunya kian bertambah lahan baku dari 7,1 juta hektare menjadi 7,46 juta hektare. Selain itu, saluran irigasi juga sudah diperbanyak pemerintah termasuk bendungan di sejumlah wilayah penghasil pangan.
Advertisement
BACA JUGA : Soal Polemik Impor Beras, Begini Sikap Muhammadiyah
“Jadi banyak sekali sebetulnya hasilnya sudah nyata. Oleh karena itu ironis kalau tiba-tiba muncul rencana impor beras ini,” katanya saat mengisi webinar Reformasi Kebijakan Perberasan, Senin (22/3/2021).
Kendati demikian Faisal Basri menyebut bahwa indeks ketahanan pangan global atau global food security index menempatkan Indonesia pada ranking 65 pada 2020. Peringkat ini lebih tiga peringkat dibandingkan 2019, atau kembali seperti tahun 2018.
Angka ini lebih rendah dibandingkan Thailand, Vietnam, Malaysia, China. Akan tetapi lebih baik dibandingkan dengan negara seperti Kamboja, Filipina dan Afrika Selatan.
Sementara itu kualitas dan ketahanan pangan juga berada di peringkat 85 dari 113 negara dengan skor di bawah 50.
BACA JUGA : Soal Impor Beras dan Garam, Ini Sikap PDIP
“Kualitas diversifikasi pangan kita itu relatif rendah dan menurut saya walaupun kita bicara besar ujung tombak [pangan], protein kita yang tersedia melimpah adalah ikan,” tuturnya.
Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Masyhuri mengatakan bahwa estimasi produksi yang selama ini digunakan ternyata salah.
Akan tetapi sejak 2018, BPS telah menggunakan estimasi penghitungan baru yakni Kerangka Sampel Area (KSA) sehingga membuat penghitungan lebih akurat.
“Masalahnya apakah dengan akurat itu kita percaya begitu saja. Tentu masih ada error-nya, karena itu harus ada data lain untuk melakukan kebijakan impor yaitu data harga,” ujarnya.
BACA JUGA : Pemerintah Hobi Impor Beras, Petani di Sleman Merana
Di sisi lain, rencana impor beras dinilai akan menurunkan harga di tingkat petani meski dalam kondisi panen raya.
“Rencana impor beras akan menurunkan harga. Petani tidak akan menikmati harga yang baik. Mestinya pemerintah tidak impor dulu,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
Advertisement

Akhirnya Tanah Tutupan Jepang di Bantul Kini Sudah Bersertifikat
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Pakistan Sebut Mempertimbangkan Opsi Damai dengan India, Ini Syaratnya
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
Advertisement