Advertisement

Satgas Sebut Laki-Laki Lebih Berisiko Meninggal karena Covid-19

Newswire
Rabu, 10 Maret 2021 - 21:47 WIB
Bhekti Suryani
 Satgas Sebut Laki-Laki Lebih Berisiko Meninggal karena Covid-19 Foto ilustrasi. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Satgas Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa risiko kematian bagi laki-laki lebih tinggi 1,4 kali dibandingkan perempuan saat terkonfirmasi positif COVID-19.

"Sebanyak 60 persen itu memang yang meninggal kebanyakan laki-laki dibandingkan perempuan meskipun yang terinfeksi hampir mirip sebesar 50 persen," kata Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc, PhD, DIC dalam temu wicara bertema "COVID-19 Dalam Angka: Pembelajaran Berharga COVID-19" di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Advertisement

Ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular Indonesia itu menjelaskan bahwa lebih besarnya tingkat kematian laki-laki itu sama trennya dengan di seluruh dunia.

BACA JUGA: Demi Bayar Kontrakan, Pasutri Gasak Motor di Sleman hingga Bantul

Dari sisi usia , lanjut dia, usia 19 tahun hingga 59 tahun mendominasi kasus terkonfirmasi COVID-19.

"Itu usia produktif yang sebenarnya memang paling banyak yang ke luar rumah," katanya.

Namun, lanjut dia, tingkat kematian kasus COVID-19 lebih didominasi oleh usia di atas 60 tahun.

"Jadi ini dua hal yang berkebalikan, kita tahu yang paling banyak terinfeksi kelompok yang produktif, tapi yang fatalitas lebih tinggi mereka yang berusia lebih lanjut," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan bahwa berdasarkan kelompok umur, sebesar 55 - 70 persen kasus terkonfirmasi positif berasal dari kelompok usia 6 - 45 tahun. Sementara kematian paling banyak terjadi pada kelompok usia di atas 46 tahun, yakni 60 sampai 87 persen.

Di samping itu, kata dia, jika dilihat dari penyakit komorbid atau penyerta jika seseorang terkonfirmasi positif COVID-19 memiliki satu komorbid maka tingkat risiko kematian sebesar 6,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak punya komorbid.

"Bila komorbidnya dua, misalnya ada penyakit penyerta diabetes dan hipertensi maka risikonya naik menjadi 15 kali lipat," katanya.

Ketika lebih dari dua komorbid, terutama pada orang-orang berusia lanjut maka risiko kematiannya naik menjadi 29 kali lipat.

"Jadi, jumlah komorbid sangat berpengaruh," demikian Dewi Nur Aisyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement