Advertisement
Satgas Sebut Laki-Laki Lebih Berisiko Meninggal karena Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Satgas Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa risiko kematian bagi laki-laki lebih tinggi 1,4 kali dibandingkan perempuan saat terkonfirmasi positif COVID-19.
"Sebanyak 60 persen itu memang yang meninggal kebanyakan laki-laki dibandingkan perempuan meskipun yang terinfeksi hampir mirip sebesar 50 persen," kata Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc, PhD, DIC dalam temu wicara bertema "COVID-19 Dalam Angka: Pembelajaran Berharga COVID-19" di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Advertisement
Ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular Indonesia itu menjelaskan bahwa lebih besarnya tingkat kematian laki-laki itu sama trennya dengan di seluruh dunia.
BACA JUGA: Demi Bayar Kontrakan, Pasutri Gasak Motor di Sleman hingga Bantul
Dari sisi usia , lanjut dia, usia 19 tahun hingga 59 tahun mendominasi kasus terkonfirmasi COVID-19.
"Itu usia produktif yang sebenarnya memang paling banyak yang ke luar rumah," katanya.
Namun, lanjut dia, tingkat kematian kasus COVID-19 lebih didominasi oleh usia di atas 60 tahun.
"Jadi ini dua hal yang berkebalikan, kita tahu yang paling banyak terinfeksi kelompok yang produktif, tapi yang fatalitas lebih tinggi mereka yang berusia lebih lanjut," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan bahwa berdasarkan kelompok umur, sebesar 55 - 70 persen kasus terkonfirmasi positif berasal dari kelompok usia 6 - 45 tahun. Sementara kematian paling banyak terjadi pada kelompok usia di atas 46 tahun, yakni 60 sampai 87 persen.
Di samping itu, kata dia, jika dilihat dari penyakit komorbid atau penyerta jika seseorang terkonfirmasi positif COVID-19 memiliki satu komorbid maka tingkat risiko kematian sebesar 6,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak punya komorbid.
"Bila komorbidnya dua, misalnya ada penyakit penyerta diabetes dan hipertensi maka risikonya naik menjadi 15 kali lipat," katanya.
Ketika lebih dari dua komorbid, terutama pada orang-orang berusia lanjut maka risiko kematiannya naik menjadi 29 kali lipat.
"Jadi, jumlah komorbid sangat berpengaruh," demikian Dewi Nur Aisyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement