Advertisement
Balai Desa Jadi Lokasi “Pesta Seks” Anak di Bawah Umur
Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN—Sebuah balai desa di Kecamatan Sukodono, Sragen, Jawa Tengah, menjadi lokasi pemerkosaan anak-anak yang masih berstatus pelajar.
Aksi tidak terpuji itu dilakukan di kamar mandi balai desa sekitar 12 Desember 2020 lalu. Ironisnya, aksi tidak terpuji itu dilakukan saat balai desa sepi sekitar pukul 14.00 WIB atau pada siang hari. Aksi bejat itu bermula ketia P, 14, siswi Kelas IX SMP mengajak W, siswi SD berusia 9 tahun bermain di sekitar balai desa.
Advertisement
BACA JUGA: Jogja Sudah Siapkan Pembelajaran Tatap Muka
W yang diiming-imingi diberi jajan itu pun mau menuruti kemauan P. Sesampainya di balai desa, ternyata mereka sudah ditunggu oleh tiga teman pria dari P yang juga masih duduk di bangku kelas IX SMP.
“Di kamar mandi kelurahan [balai desa], mereka melakukan sesuatu yang tidak cocok dilakukan seorang anak. W dipaksa melakukan hubungan seksual. P threesome dengan dua temannya, sementara W dipaksa melakukan hubungan layaknya suami istri dengan seorang teman pria dari W,” ujar Direktur LBH Mawar Saron Solo, Andar Beniala Lumbanraja, selalui kuasa hukum dari W saat ditemui wartawan di depan Mapolres Sragen, Kamis (25/2/2021).
Andar menjelaskan, setelah kejadian itu, W pulang ke rumah dengan perasaan sedih. Namun, ia tidak bercerita apa-apa kepada orang tuanya. Sebab, ia juga diancam oleh tiga teman P yang belum ia kenal itu untuk tidak bercerita kepada siapapun atas kejadian di balai desa tersebut.
BACA JUGA: Vaksinasi Guru DIY Rampung Juni 2021, Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Juli
“W tidak mengenali tiga teman P karena dia baru pertama ketemu dengan mereka. Apakah P sengaja mengajak W dan tiga temannya untuk lakukan pesta seks di balai desa? Mungkin bisa jadi seperti itu. Kami belum tahu pasti karena P juga belum dimintai keterangan oleh polisi,” papar Andar.
Sebelumnya, W juga menjadi korban perkosaan yang dilakukan S, 38, anggota perguruan silat di Sukodono. Belum selesai kasus tersebut, bocah SD itu kembali menjadi korban perkosaan oleh teman P di balai desa.
“Sekarang psikologi dari W sedikit terguncang. Dia agak trauma kalau bertemu dengan laki-laki. Makanya kalau bertemu rombongan anak lelaki yang nongkrong, dia suka marah-marah. Dia belum mau terbuka saat diajak berbincang dengan laki-laki. Dia mau terbuka kalau ditanya sesama perempuan seperti saya,” papar Desideria Anindita Sari, selaku pendamping W dari LBH Mawar Saron Solo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sekjen PBB Kutuk Israel karena Melarang UNWRA di Palestina
- Suswono Cagub Nomor 1 Pilkada Jakarta Dilaporkan ke Polisi, Dianggap Merendahkan Nabi Muhammad
- Pengungsi Rohingya di Aceh Jadi Peristiwa Terkuaknya Kasus Perdagangan Orang
- Klarifikasi Kemenkeu soal Pernyataan Anggito Terkait Mobil Maung untuk Menteri dan Pejabat Eselon I
- Mantan Presiden Dibolehkan Jadi Juru Kampanye, Jokowi Jadi Jurkam di Pilkada?
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Guyur Sebagian Kota Besar Hari Ini
- Di Persidangan, Kuasa Hukum Guru Honorer Supriyani Ungkap Permintaan Rp50 Juta Aparat Kepolisian
- Israel Serang Iran, DK PBB Gelar Sidang Darurat
- Komisi VII Minta Menag Nasaruddin Umar Jalin Hubungan Baik dengan DPR
- Korban Tewas Akibat Serangan Israel ke Lebanon Capai 2.710 Orang
- PAFI Bitung Perkuat Sektor Kesehatan Melalui Apoteker
- Korban Tewas di Gaza Lebih dari 43.000 Orang, Joe Biden Baru Bilang Perang Harus Diakhiri
Advertisement
Advertisement