Advertisement
Trump Tak Mau Ngaku Kalah, Kongres AS Sahkan Biden Jadi Presiden Terpilih
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kongres Amerika Serikat akhirnya mengakui Joe Biden secara resmi sebagai presiden AS pada Kamis pagi (7/1/2021) waktu setempat setelah kerusuhan demonstran pendukung Donald Trump di gedung Capitol Hill.
Keputusan ini mengakhiri dua bulan tantangan yang digulirkan oleh Trump yang tak mau mengaku kalah. Keputusan ini menangkis penolakan putaran terakhir terhadap hasil pemilihan 3 November 2020 yang diajukan oleh segelintir politisi Partai Republik atas nama Trump.
Advertisement
Proses persidangan terganggu selama beberapa jam karena demonstran pro-Trump menyerbu garis polisi dan mengepung ruang kongres dan memasuki ruang senat. Kerusuhan ini sempat membuat anggota parlemen melarikan diri untuk mencari keselamatan.
Setelah pihak berwenang mendapatkan kembali kendali atas kompleks Capitol Hill, Kongres kembali bekerja pada Rabu malam, mengadakan dua putaran pemungutan suara yang berpuncak pada penegasan kemenangan Biden Kamis pagi (7/1/2021).
Wakil Presiden Mike Pence memimpin sertifikasi 306 suara dari Kolese Pemilihan Biden. Pada Rabu pagi (7/1/2021), dia menentang presiden dengan memberi tahu anggota parlemen dalam sebuah surat bahwa dia tidak akan berusaha secara sepihak memblokir proses sertifikasi di kongres.
Tak lama setelah anggota parlemen mengesahkan hasil pada Kamis pagi, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan akan ada "transisi tertib" kekuasaan ke Biden pada 20 Januari. Kendati demikian, dia tetap bersikerasa tidak setuju dengan hasil pemilihan.
Kerusuhan di gedung Capitol Hill ini akan diingat sebagai salah satu pemilihan presiden paling kacau dalam sejarah baru-baru ini.
Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer menyalahkan Trump atas kerusuhan itu, tetapi dia menegaskan bahwa kerja Kongres tidak terhalang.
"Gambar-gambar ini diproyeksikan ke dunia. Ini akan menjadi noda di negara kita yang tidak mudah dibersihkan," kata Schumer.
"Pada akhirnya yang benar-benar dicapai oleh gerombolan ini adalah menunda pekerjaan kami beberapa jam," tambahnya.
Pendudukan Capitol mendorong Partai Republik untuk membatasi keberatan atas hasil pemilu yang semula direncanakan. Para senator hanya memaksakan debat terhadap hasil pemilu di dua negara bagian, bukan enam negara bagian yang semula direncanakan.
"Senat Amerika Serikat tidak akan terintimidasi," kata Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. “Kami akan mengesahkan pemenang pemilu 2020.”
Sementara itu, Biden mengungkapkan dirinya kaget dan sedih dengan kondisi yang menimpa demokrasi di negaranya.
“Hari ini adalah pengingat - yang menyakitkan - bahwa demokrasi itu rapuh, dan untuk melestarikannya membutuhkan orang-orang yang berkemauan baik, para pemimpin dengan keberanian untuk berdiri yang mengabdikan diri, untuk tidak mengejar kekuasaan atau kepentingan pribadi mereka, pengejaran kepentingan egois mereka sendiri, dengan biaya berapa pun, tetapi demi kebaikan bersama,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement