Advertisement
Pandemi di Indonesia Masuk Bulan 9, Reisa: Penanganan di Jalur yang Tepat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 di Indonesia memasuki bulan ke sembilan. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengungkapkan penanganan Covid-19 di Indonesia sudah berada di jalur yang tepat.
Reisa menyatakan meski kasus positif Covid-19 masih terus bertambah, tetapi tren angka kasus aktif di Indonesia sudah menurun. Selain itu, tren kesembuhan juga meningkat.
Advertisement
Berdasarkan temuan Nielsen, Indonesia juga menjadi negara yang paling optimistis di Asia Tenggara terkait penanganan Covid-19.
“Ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang makin rutin terus mengikuti petunjuk pemerintah, pantau berita lewat televisi. Dan konsistensi kepercayaan masyarakat terhadap bangsanya sendiri dalam bergerak maju juga terus naik,” kata Reisa dalam diskusi KPCPEN, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Standarisasi Penting Diterapkan di Tempat Wisata untuk Kenyamanan Pengunjung
Sebagai informasi, angka kesembuhan per 1 November sudah mulai naik, tingkat sembuh dari total kasus mencapai 82,84 persen. Angka sembuh dan selesai isolasi meningkat 80,51 persen. Penyediaan jutaan obat juga terus berjalan dengan lancar.
“Sebagian besar obat juga sudah diproduksi oleh industri farmasi nasional dan bahan bakunya sudah masuk sejak awal April. Per 4 November 2020 obat sudah didistribusikan ke 34 dinkes provinsi dan 779 rumah sakit," ujarnya.
Untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan sampai Desember, Reisa menyatakan sedang dilakukan penambahan obat sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap penanganan Covid-19 Indonesia.
Sementara itu, pada Jumat (13/11/2020) kasus positif Covid-19 mencatat rekor yaitu bertambah 5.444 orang sehingga totalnya menjadi 457.735 orang.
Adapun, kasus sembuh Covid-19 bertambah 3.010 orang, sedangkan kasus meninggal bertambah 104 orang sehingga totalnya menembus angka 15.037 orang.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelasan sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab.
"Kenaikan angka ini dapat terjadi karena beberapa hal, baik karena lonjakan kasus infeksi, meningkatnya testing, atau akumulasi kasus yang baru terlaporkan dan tercatat," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (13/11/2020).
Wiku menyebutkan selama beberapa pekan terakhir Satgas terus berkoordinasi dengan daerah untuk menggencarkan testing dan penelusuran.
Menurut Wiku, beberapa daerah yang menunjukkan kenaikan kasus yang signifikan sudah menyampaikan informasi sebelumnya. Salah satu daerah yang mencatat kenaikan kasus positif cukup signifikan ialah di Jawa Tengah. Pada Jumat (14/11/2020) Jawa Tengah melaporkan penambahan 1.362 kasus.
Baca juga: CEK FAKTA: DWS-ACH Sebut Kecamatan Depok Punya Banyak Perguruan Tinggi, Benarkah?
"Jawa Tengah sudah menyampaikan sebelumnya bahwa bisa terjadi lonjakan kasus konfirmasi yang tajam akibat testing yang meningkat," ujar Wiku.
Wiku menghimbau agar pemda meningkatkan jumlah testing secara masif, terutama setelah masa liburan panjang dan kejadian terkumpulnya massa dalam jumlah besar.
"Ini diperlukan untuk deteksi dan penanganan sedini mungkin," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, Cek di Sini
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
- Investor Menghilang, Pembangunan Kereta Gantung ke Gunung Rinjani Batal
- Hamas Bakal Umumkan Soal Keputusan Gencatan Senjata di Gaza Setelah Konsultasi
- Ade Armando Ditunjuk Jadi Komisaris Anak Perusahaan PLN
- Ungkap Mafia Beras, Menteri Amran Tak Gentar Diintimidasi
- Rp1,79 Triliun Bantuan Operasional Sekolah madrasan dan RA Segera Cair
- KPK Usut Permintaan Komitmen Fee dalam Pengadaan di MPR
Advertisement
Advertisement