Advertisement

Promo November

Setahun Tak Dijamah Manusia, Muncul Jejak Makhluk Langka di Kawasan Ranu Kumbolo

Newswire
Minggu, 04 Oktober 2020 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Setahun Tak Dijamah Manusia, Muncul Jejak Makhluk Langka di Kawasan Ranu Kumbolo Ilustrasi danau di Gunung Semeru (Istimewa)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Danau Ranu Kumbolo di kawasan Gunung Semeru selama ini kerap menjadi tujuan para pencinta gunung. Namun karena pandemi Covid-19, aktivitas pendakian sempat terhenti.

Setahun tanpa jamahan manusia, kawasan danau cantik Ranu Kumbolo yang terdapat di lereng Gunung Semeru kedatangan makhluk yang selama ini jarang ditemui.

Advertisement

Ya, seperti diketahui kawasan Gunung Semeru sempat dilakukan penutupan untuk pendakian sejak September 2019 lalu.

Rencananya, salah satu lokasi pendakian favorit tersebut bakal dibuka lagi Oktober ini.

Tapi jelang pembukaan kembali, petugas yang tengah melakukan pembersihan jalur pendakian dikejutkan dengan jejak makhluk yang selama ini tak biasa dijumpai.

BACA JUGA: Begini Cara Memproteksi Diri dari Penularan Covid-19 saat Musim Hujan

Seperti video milik akun @superbagonk yang diunggah kembali oleh @pendakilawas, para petugas menemukan jejak kaki harimau di kawasan Danau Ranu Kumbolo.

Dalam video tersebut tampak jelas sejumlah jejak hewan di atas tanah yang konon merupakan jejak kaki harimau.

"Setahun penuh Ranu Kumbolo tak terjamah manusia, Walhasi ketika bersih-bersih jalur sebelum pendakian kembali dibuka, ditemukan banyak jejak hewan famili falidae alias kucing besar," tulis keterangan videonya.

Unggahan yang langka itu pun mendapat banyak perhatian dari publik.

"Udah tutup aja terus biarkan mereka hidup, berkembangbiak tanpa ada manusia di dalamnya. Itu wilayah mereka, habitat mereka. udah terlampau jauh manusia mengusik, merusak, bahkan merampas. Yang perlu diwaspadai itu ukan mereka tapi kita," kata Ajikdoang.

"Mantappp...akhirnya selama pandemi dan ditutupnya pendakian lumayan berpengaruh dengan kehidupan satwa liar. Mudah-mudahan semakin membaik rimbaraya. Maafkan kami yang jadi tamu tak sopan," ujar arafifah.

"Sepertinya Semeru lebih baik jadi konservasi daripada buat pendaki yang alay," tulis tendamiring.

"Suaranya meong-meong ga ya," canda raihanazmi.

"Serem kalo dibegal meong," kata arief.

"mereka pasti seneng banget ada korona, jadi gunung rumah mereka terbebas dari para makhluk tukang nyampah dan tukang polusi udara," ujar creative_aqua.

"Kalo bisa ditambah setengah tahun lagi, kasihan yang punya rumah tidak bisa menikmati rumahnya sendiri dan kita manusia hanyalah tamu semata untuk menjajah rumah mereka," tukas ahmadarianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA

Kulonprogo
| Jum'at, 22 November 2024, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement