Advertisement
Diringkus di Klaten, Pelaku Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Sempat Dikira Teroris
Polisi berjaga di gang masuk lokasi kejadian keributan antarwarga di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (9/8/202). - JIBI/Solopos/Nicolous Irawan
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN–Warga Dusun Poloharjo, Desa Sobayan, Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah, sempat geger dengan penangkapan pelaku penyerangan atas nama agama di kawasan Metrodranan, Pasar Kliwon, Solo, Rabu (19/8/2020) malam. Pengacau itu diringkus polisi di salah satu rumah indekos dan warga setempat mengiranya teroris.
Orang itu diciduk sekitar pukul 22.00 WIB. Penjaga rumah indekos, Tono, 50, mengatakan saat penggerebekan terjadi dia berada di rumah. “Saat itu saya di rumah sedang makan. Tahu-tahu pintu rumah saya didodoki tetangga. Katanya di kos-kosan ada polisi,” kata Tono saat ditemui wartawan di rumanya, Kamis (20/8/2020).
Advertisement
BACA JUGA: Waspada! Angin Kencang Diprediksi Menerpa DIY Dua Hari, Ini Penyebabnya
Tono menuturkan orang-orang yang ditangkap baru tiga malam menghuni rumah indekos. Mereka menginap di kamat tersebut sejak Minggu (16/8/2020) sore. Tono mengatakan orang-orang menyewa kamar indekos tersebut berpenampilan bersih. “Namun, wajahnya sangar-sangar. Ada yang pendiam ada juga berbadan tinggi dan besar serta sumeh banget,” kata Tono.
BACA JUGA: Muhammadiyah & GP Ansor Kecam Penyerangan terhadap Midodareni di Solo
Tono sempat meminta fotokopi KTP mereka. Tono juga menyelipkan pesan agar siapapun yang tinggal di kamar indekos tak memanfaatkan tempat tersebut untuk kegiatang yang justru meresahkan masyarakat. “Terus terang saja saya sampaikan lebih baik kamarnya kosong daripada disewa untuk mabuk-mabukan. Mereka menjawab kalau itu [mabuk-mabukan] bukan watak mereka,” ungkapnya.
BACA JUGA: Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Dipicu Hasutan di Grup Whatsapp
Tono mengatakan ada sekitar tiga orang yang ditangkap polisi. Sementara, satu orang lainnya yang sebelumnya berada di rumah indekos sempat kabur. Tono tak tahu pasti apakah satu orang yang sempat kabur ditangkap polisi.
Aenggerebekan itu menyita perhatian warga di sekitar indekos lantaran banyaknya polisi yang ada di kampung. Awalnya, warga mengira penggerebakan itu berkaitan dengan penangkapan terduga teroris. Agar tak menimbulkan pertanyaan, Tono menanyakan kasus yang menjerat orang-orang tersebut kepada polisi. “Saya tanya katanya terkait kasus di Solo [perusakan dan penganiayaan di Mertrodanan],” jelas dia.
Polisi kemudian menggeledah kamar indekos yang disewa kelompok orang tersebut. Selanjutnya, mereka yang tertangkap lantas dibawa polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
- Penumpang Dilarang Cas Powerbank di Stop Kontak Kereta Api
- Bus Wisata Rombongan FKK Semarang Terguling, Empat Orang Tewas
- Presiden Kolombia Terkena Sanksi AS Gara-gara Gagal Perangi Narkoba
- Lisa Mariana Dicecar 44 Pertanyaan di Bareskrim
Advertisement
Jelajah Ruang Menoreh 2025 Kolaborasi Sport Tourism dan UMKM
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Korsleting Listrik Picu Kebakaran Kios di Pasar Seni Gabusan Bantul
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Pembangunan Pos Damkar Prambanan Dimulai, Lokasi Pindah ke Bokoharjo
- Diskominfo Bantul Tunggu Dampak Pengurangan TKD
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- 11 Persen Pasutri di Bantul Belum Memiliki Akta Nikah
- Pelaku Kekerasan Seksual Berusia Anak Bisa Dijerat UU TPKS
Advertisement
Advertisement



