Advertisement
Ridwan Kamil Bersedia Jadi Relawan Uji Klinis Kandidat Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap alasan dirinya bersedia jadi relawan dalam uji klinis fase 3 kandidat vaksin Covid-19.
Ridwan Kamil lewat video yang diunggahnya di akun Instagram @ridwankamil, Selasa (11/8/2020), mengatakan dirinya turut serta dalam uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 karena dia percaya bahwa proses pembuatan vaksin dilakukan secara ilmiah, maka dirinya ikut sebagai relawan.
Advertisement
“Jangan sampai ada pernyataan gubernurnya saja tidak yakin, kita menjadi kelinci percobaan,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapai Emil itu.
Sebagai relawan, dia pun harus memenuhi kriteria relawan, yaitu sehat, berusia 20 tahun hingga 59 tahun, domisili dekat dengan PT Bio Farma karena tim peneliti akan memeriksa secara berkala efek dari penyuntikan vaksin.
BACA JUGA : Uji Klinik Kandidat Vaksin Dilakukan Ketat untuk Keamanan
Emil menyebut dirinya sehat, berusia 49 tahun, dan berdomisili di Bandung. Untuk menjadi relawan, dia pun diwawancara dokter, dan akan dimonitoring hingga Desember 2020. Sebagai tambahan, relawan dalam uji klinis fase 3 ini diasuransikan.
“Jika uji klinis ini berhasil, maka saya bisa testimoni yang valid karena saya ikut sebagai relawan,” kata Emil.
Uji klinis fase tiga calon vaksin Covid-19 kerja sama PT Bio Farma dan perusahaan vaksin asal China, Sinovac, sudah dimulai Selasa (11/8/2020).
Berdasarkan perhitungan statistik diperlukan 1.620 relawan untuk uji klinis fase 3 yang akan mengukur manfaat dan keamanan vaksin.
Relawan akan mendapat dua kali suntikan, dan akan dipantau dari tim tenaga medis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran yang turut serta dalam pengembangan vaksin Covid-19.
BACA JUGA : Ada Ratusan Kandidat Vaksin Virus Corona, Ini Cara Kerjanya
Tim akan mengukur persentase kenaikan imunitas setiap relawan, jika naik di atas 90 persen, maka kandidat vaksin itu bermanfaat untuk genetika orang Indonesia.
Namun, bila kenaikan imunitas kurang dari 90 persen, kata Emil, tidak layak diproduksi. Bila berhasil, maka Indonesia bisa memproduksi vaksin Covid-19 pada Januari 2021, dan akan diberikan pada kelompok risiko tinggi. Kemudian, diperkirakan untuk seluruh warga Indonesia pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satpol PP Bantul Sita 1.600 Batang Rokok Ilegal di Jetis, Pemilik Warung Didenda di Tempat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- MK Putuskan Pemilu dan Pilkada Dipisah Waktunya, Pemerintah dan DPR Diminta Revisi UU Pemilu
- Tentara Israel Diperintahkan Tembaki Warga Palestina yang Mengakses Bantuan Pangan
- KPK Sebut Harta Yovie Widianto Rp43 Miliar, Laporan Raline Shah Masih Proses
- Pertemuan Prabowo-Anwar, Blok Ambalat Disepakati Akan Dikelola Bersama Indonesia dan Malaysia
- Penyebab Juliana Marins Meninggal Dunia Akibat Benturan Benda Tumpul Saat Jatuh di Gunung Rinjani
- Dua SD di Gunungpati Kota Semarang Dibobol Maling Saat Libur Sekolah
- 6 Sekolah Swasta Termahal di Indonesia, Ini Rincian Biayanya
Advertisement
Advertisement