Advertisement

Soal Penyebaran Virus Corona di Udara, Begini Penjelasannya ...

Fitri Sartina Dewi
Rabu, 08 Juli 2020 - 09:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Soal Penyebaran Virus Corona di Udara, Begini Penjelasannya ... Ilustrasi Virus Corona (Covid/19)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Bukti ilmiah terbaru mengatakan bahwa, virus Corona penyebab Covid-19 dapat tetap bertahan selama berjam-jam berupa tetesan kecil di udara dan menginfeksi orang ketika mereka menghirup. 

Dilansir dari The New York Times, Rabu (8/7/2020) risiko penularan virus Corona melalui udara ini paling tinggi terjadi di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk. Hal ini jugalah yang menjelaskan peristiwa mengenai kasus penyebaran virus yang terjadi di beberapa tempat seperti pabrik, gereja, dan restoran. 

Advertisement

Seorang ahli aerosol di Virginia Tech Linsey Marr mengatakan belum diketahui dengan jelas seberapa sering virus menyebar melalui tetesan kecil ini atau aerosol, dibandingkan dengan tetesan yang lebih besar yang dikeluarkan ketika orang sakit batuk atau bersin, atau ditularkan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. 

Dr. Marr dan 200 ahli lainnya yang telah menyampaikan surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Aerosol dilepaskan bahkan ketika seseorang tanpa gejala menghembuskan napas, berbicara atau bernyanyi.

Yang jelas, para ahli menyatakan bahwa orang harus mempertimbangkan meminimalkan waktu di dalam ruangan dengan orang-orang di luar keluarga mereka.

“Sekolah, panti jompo, dan bisnis harus mempertimbangkan untuk menambahkan filter udara baru yang kuat dan lampu ultraviolet yang dapat membunuh virus di udara,” ujar Marr. 

Berikut adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan mengenai penelitian terbaru soal penyebaran virus Corona melalui udara yang dirangkum The New York Times:

Apa artinya virus dapat ditularkan melalui udara?

Untuk virus yang ditularkan melalui udara berarti virus tersebut dapat dibawa melalui udara dalam bentuk yang layak. Bagi sebagian besar patogen, ini adalah skenario iya atau tidak. Untuk HIV, misalnya virus ini terlalu halus untuk bertahan hidup di luar tubuh, tidak mengudara. Untuk virus Corona, definisi lebih rumit. Para ahli sepakat bahwa virus tidak melakukan perjalanan jarak jauh atau tetap hidup di luar ruangan. Tetapi bukti menunjukkan itu dapat melintasi ruangan dan dalam satu kondisi eksperimental, tetap bertahan selama mungkin tiga jam.

Apakah aerosol berbeda dari tetesan?

Aerosol adalah tetesan, tetesan adalah aerosol – tidak ada perbedaan kecuali dalam ukuran. Para ilmuwan terkadang menyebut tetesan berdiameter kurang dari lima mikron sebagai aerosol. (Sebagai perbandingan, sel darah merah berdiameter sekitar lima mikron; rambut manusia selebar 50 mikron.)

Dari awal pandemi, WHO dan organisasi kesehatan masyarakat lainnya telah memfokuskan pada kemampuan virus untuk menyebar melalui tetesan besar yang dikeluarkan ketika orang yang gejalanya batuk atau bersin. 

Tetesan besar itu terjadi saat seseorang berbicara dan jatuh dengan cepat ke lantai atau ke permukaan yang mungkin disentuh orang lain. Inilah sebabnya mengapa lembaga kesehatan masyarakat merekomendasikan untuk menjaga jarak dan sering mencuci tangan. 

Tetapi beberapa ahli telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa orang yang terinfeksi juga melepaskan aerosol ketika mereka batuk dan bersin. Lebih penting lagi, mereka mengeluarkan aerosol bahkan ketika mereka bernafas, berbicara atau bernyanyi, terutama dengan sedikit tenaga. 

Para ilmuwan tahu sekarang bahwa orang dapat menyebarkan virus meskipun tanpa gejala - tanpa batuk atau bersin - dan aerosol mungkin menjelaskan fenomena itu.

Karena aerosol lebih kecil, mengandung lebih sedikit virus daripada tetesan. Tetapi karena mereka lebih ringan, mereka dapat berlama-lama di udara selama berjam-jam, terutama karena tidak adanya udara segar. 

Dalam ruang tertutup yang padat, satu orang yang terinfeksi dapat melepaskan cukup virus aerosol dari waktu ke waktu untuk menulari banyak orang. 

Bisakah masyarakat berhenti khawatir tentang jarak fisik dan mencuci tangan?

Jarak fisik masih sangat penting, karena semakin dekat seseorang dengan orang yang terinfeksi, semakin banyak aerosol dan tetesan yang mungkin terpapar. Sering-sering mencuci tangan merupakan hal yang bagus. Namun, apa yang baru adalah bahwa kedua hal itu mungkin tidak cukup.

"Kita harus lebih menekankan masker dan ventilasi seperti yang kita lakukan dengan mencuci tangan. Sejauh yang kami tahu, ini sama pentingnya,” ujar Marr.

Haruskah saya mulai mengenakan masker rumah sakit di dalam ruangan?

Petugas kesehatan mungkin perlu memakai masker N95, yang menyaring sebagian besar aerosol. Saat ini, mereka disarankan untuk melakukannya hanya ketika terlibat dalam prosedur medis tertentu yang dianggap menghasilkan aerosol. 

Bagi kita semua, masker wajah masih akan sangat mengurangi risiko, selama kebanyakan orang memakainya. Di rumah, ketika berkumpul dengan keluarga, sendiri atau dengan teman sekamar maka penggunaan masker masih tidak diperlukan. Namun, para ahli menilai penggunaan masker di dalam ruangan lainnya merupakan ide yang baik. 

Apa arti penularan melalui udara dengan pembukaan kembali sekolah dan perguruan tinggi?

Ini adalah masalah perdebatan yang intens. Banyak sekolah yang berventilasi buruk dan terlalu sedikit dana untuk berinvestasi dalam sistem penyaringan baru.

"Ada kerentanan besar terhadap penularan infeksi melalui aerosol di sekolah-sekolah," kata Don Milton, seorang ahli aerosol di University of Maryland.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : The New York Times, Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement