Advertisement
Protokol Penguncian Jadi Pilihan untuk Antisipasi Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Virus Corona semakin merebak. Untuk itu, mengunci arus manusia dan barang suatu daerah bisa menjadi pilihan.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan adanya protokol penguncian suatu daerah sangat penting bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Advertisement
Asosiasi menilai minimnya protokol tersebut dapat membuat perlindungan ekonomi terhadap virus corona yang pemerintah telah berikan menjadi tidak berguna.
"Antisipasi pemerintah saat ini hanya terkait dampak ekonominya, tapi arahan protokol penguncian daerahnya belum ada. Dampak dari minimnya protokol dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan produksi industri TPT, bukan hanya industri garmen," kata Sekretaris Jenderal API Rizal Rakhman kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).
Rizal menilai pemerintah disarankan segera merubah fokus perlindungan dari ekonomi ke masyarakat. Menurutnya, insentif fiskal yang baru saja diumumkan oleh pemerintah tidak akan efektif.
Rizal berpendapat pemberian insentif fiskal tidak akan menurunkan tingkat penyebaran Covid-19. Menurutnya, pemerintah seharusnya menerbitkan kebijakan seperti melakukan disinfektan pabrikan atau lokasi investasi setiap hari, pengecekan berkala tenaga kerja, maupun penyediaan infrastruktur kebersihan.
Terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Ranny Dwi Pertiwi berujar belum mendapatkan protokol proses produksi saat penguncian suatu daerah.
Adapun, lanjutnya, pabrikan hanya memiliki stok bahan baku untuk produksi selama 1-2 bulan ke depan.
"Kalau sampai 5-6 bulan tidak aman. Asosiasi sudah berikan masukan ke pemerintah. Intinya, adanya kemudahan dalam pengadaan bahan baku, arus barang, dan perizinan produksi," ujarnya.
Ranny mengatakan rantai nilai yang akan paling berdampak dari minimnya protokol tersebut adalah pada proses logistik dari pabrikan ke gudang industri maupun ke peritel.
Adapun, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik & Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan MInuman (Gapmmi) Rachmat Hidayat menyatakan pabrikan makanan dan minuman (mamin) akan mencoba memperpanjang usia stok bahan baku. Namun demikian, lanjutnya, hal yang sama tidak dapat dilakukan pada barang jadi.
"Kalau [industri] mamin produk jadinya itu singkat sekali usia ketersediannya. Di gudang produsen palin [lama] 1 bulan. Kalau [lebih lama dari itu] bisnis tidak akan profitable," katanya.
Rachmat menyatakan usia stok bahan baku di gudang industri masih cukup beragam. Rachmat menghitung bahan baku yang diimpor memiliki usia stok sekitar 3-6 bulan, sedangkan bahan baku dari pemasok yang lebih dekat berusia 1-3 bulan di gudang industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
Advertisement