Advertisement
Penyanderaan WNI Masih Terus Terjadi, Mahfud MD: Kendala Utamanya Abu Sayyaf Gak Mati-Mati
 Mahfud MD saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (4/6/2019).- Harian Jogja - Yogi Anugrah
                Mahfud MD saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (4/6/2019).- Harian Jogja - Yogi Anugrah
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Warga negara Indonesia (WNI) kembali disandera karena kelompok Abu Sayyaf masih berkeliaran. Terbaru, ada lima WNI yang diculik di perairan Malaysia. Hal tersebut disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD.
Penculikan itu terjadi di perairan Tambisan Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia. Kamis (16/1/2020) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Lima WNI yang diculik yakni Arsyad bin Dahlan, 42, selaku juragan, Arizal Kastamiran, 29, La Baa, 32,, Riswanto bin Hayono, 27, dan Edi bin Lawalopo, 53.
Advertisement
Mahfud menyebut kelompok Abu Sayyaf merupakan dalang di balik penculikan ini. "Ya justru penculiknya sama [Abu Sayyaf]," kata Mahfud di kantornya Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
Mahfud mengatakan pihaknya tengah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait dengan penculikan itu. Menurut dia, peristiwa penculikan tersebut merupakan masalah keamanan di wilayah laut negara lain.
BACA JUGA
"Saya masih akan diskusi dulu dengan Bu Menlu ya. Memang apa namanya kita berhasil membebaskan juga tiba-tiba lima diambil lagi kan ini masalah keamanan di laut, dan lautnya kan bukan laut Indonesia. Ya nanti lah," tuturnya.
Dia pun heran dengan kembali diculiknya para nelayan Indonesia. Mahfud mengatakan tengah mencari solusi-solusi agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Itu salah satu pemikiran [tidak berlabuh lagi di sana], banyak lah pemikirannya. Itu kan aneh juga baru bebas tiga diambil lima lagi. Terus kapan kita kalah dengan perompak gitu," kata Mahfud.
Lantas apa kendala utama dalam penuntasan kasus penculikan dan penyanderaan WNI itu? "Kendala utamanya karena Abu Sayyaf ndak mati-mati," ungkapnya.
Penculikan itu bermula saat delapan WNI menangkap ikan menggunakan kapal berbendera Malaysia. Kapal kayu yang memiliki izin bernomor SSK 00543/F itu terdaftar atas nama majikan di Sandakan.
Insiden penculikan itu diterima aparat kepolisian maritim Lahad Datu pada Jumat (17/1/2020) pada pukul 13.17 waktu setempat. Aparat kepolisian negara tersebut lalu melakukan pencari. Petugas lalu melihat kapal bergerak dari arah Filipina memasuki perairan Malaysia.
Keberadaan kapal tersebut terpantau radar Pos ATM Tambisan pada Jumat sekitar pukul 21.10 waktu setempat. Aparat kepolisian maritim Lahad Datu menahan kapal tersebut sambil melakukan penggeledahan.
Di dalamnya ditemukan tiga kru yang semuanya WNI. Mereka yakni Abdul Latif, 37; Daeng Akbal, 20;, dan Pian bin Janiru, 36. Semenyara lima rekannya yang lain diculik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Direktur Mecimapro Ditahan Atas Kasus Penggelapan Dana Konser Twice
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, 31 Oktober 2025
- WNA Vietnam Langgar Izin Jadi Terapis Dideportasi
- Puncak Supermoon 5 November 2025, Waktu Terbaik dan Tips Menyaksikan
- Jadwal KA Prameks Terbaru Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Jumat 31 Oktober 2025
- Fajar/Fikri Tembus Perempat Final Hylo Open 2025
Advertisement
Advertisement






















 
            
