Advertisement
Iran Ogah Serahkan Kotak Hitam Ukraine Airlines ke AS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Teheran, Iran, Rabu waktu setempat. Kotak hitam pesawat tersebut telah ditemukan. Namun, otoritas Iran menyatakan tidak akan menyerahkan perekam penerbangan itu kepada Boeing ataupun Amerika Serikat.
Dalam komentar yang dipublikasikan oleh kantor berita Mehr Iran, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO), Ali Abedzadeh, mengatakan bahwa Iran tidak akan memberikan kotak hitam kepada produsen pesawat itu, Boeing, dan AS, negara asal pabrikan tersebut.
Advertisement
“Kecelakaan ini akan diselidiki oleh organisasi penerbangan Iran tetapi pihak Ukraina juga bisa terlibat,” tutur Abedzeh, seperti dilansir dari BBC (Kamis, 9/1/2020).
Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraine Airlines jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini pada Rabu (8/1/2020). Seluruh 176 penumpang di dalamnya tewas seketika.
Di bawah peraturan penerbangan global, Iran memiliki hak untuk memimpin penyelidikan insiden tersebut. Tapi, biasanya proses penyelidikan melibatkan pabrikan terkait. Boeing sendiri mengatakan siap membantu jika dibutuhkan dalam penyelidikan ini.
Normalnya, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS juga akan memiliki peran dalam penyelidikan internasional yang melibatkan Boeing.
Namun segala tindakan otoritas AS itu harus memperoleh izin dan sesuai dengan undang-undang negara asing yang bersangkutan.
Kecelakaan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Beberapa jam sebelumnya, Iran menembakkan sejumlah rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak. Meski demikian, sejauh ini tidak ada bukti yang menghubungkan kedua peristiwa tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan peringatan atas segala bentuk spekulasi atau teori tak terverifikasi tentang bencana ini sampai benar-benar adanya laporan resmi.
Sementara itu, di antara 176 korban tewas terdiri dari 82 warga Iran dan 63 warga Kanada. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengharapkan negaranya dapat memiliki peran dalam proses penyelidikan dan telah menawarkan bantuan teknis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Profil Eddie Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia yang Wafat di Usia 93 Tahun
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
Advertisement

Three Musketeers dari Gunungkidul Juara Turnamen Gateball Piala Wali Kota Jogja
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Sekeluarga Tertimbun Tebing Longsor di Samarinda, Dua Meninggal Dunia, 2 Masih dalam Pencarian
- Presiden Prancis Emmanuel Macron Dituduh Pakai Narkoba Saat ke Ukraina, Ini Tanggapan Kantor Kepresidenan
- Menham Natalius Pigai Dukung Pendidikan Militer Ala Dedi Mulyadi
- Krisis Kemanuasiaan Kian Parah di Gaza, Prancis Minta Perjanjian Uni Eropa-Israel Dievaluasi
- SETARA Nilai Pengerahan Prajurit TNI Jaga Kejaksaan Langgar Konstitusi
Advertisement