Advertisement
Ini Ketakutan AS kepada Iran yang Menyebabkan Pembunuhan Soleimani
Qassem Soleimani - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, WASHINGTON—Pentagon menegaskan serangan roket Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, Jumat (3/12/2019) pagi menewaskan pimpinan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Departeman Pertahanan AS itu menuding Soleimani merencanakan serangan terhadap AS di Irak dan Timur Tengah.
“Berdasarkan arahan Presiden, militer AS mengambil langkah pertahanan yang tegas untuk melindungi personel AS di luar sana dengan membunuh Qassem Soleimani,” tulis Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
“Serangan ini ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan. AS akan terus mengambil sikap yang diperlukan untuk melindungi warga dan kepentingannya di seluruh dunia.
Pentagon mengatakan Soleimani mendalangi serangan-serangan di Irak pada beberapa bulan belakangan serta menyetujui unjuk rasa di Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak, awal pekan ini.
BACA JUGA
Sebelum serangan terhadap Soleimani dilancarkan, Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada Kamis (2/1/2020) menyatakan ada indikasi Iran atau pasukan milisi yang didukungnya mungkin merencanakan serangan tambahan.
Esper juga memperingkatkan bahwa permainan telah berubah dan AS kemungkinan harus mengambil langkah pencegahan untuk melindungi nyawa para warga AS.
Seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim menyebut komandan milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, juga diyakini ikut tewas dalam serangan yang sama, berdasarkan informasi awal yang ia terima, meskipun al-Mahandis bukan merupakan sasaran utama.
Pejabat itu mengaku sadar akan kemungkinan serangan balasan dari Iran dan menyebut para pejabat militer telah siap mempertahankan diri mereka. Ia juga mengatakan tidak menutup kemungkinan AS akan mengirim pasukan tambahan atau perlengkapan militer ke kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, Senator Partai Demokrat Chris Murphy, oposisi partai Republik tempat Trump bernaung, mengatakan pembunuhan terhadap Soleimani menempatkan AS pada risiko yang lebih tinggi.
“Salah satu alasan mengapa kami tidak melakukan pembunuhan terhadap pejabat politik asing adalah keyakinan bahwa langkah itu justru akan membuat lebih banyak orang Amerika yang terbunuh,” kata Murphy melalui cuitan akun Twitter @ChrisMurphyCT.
Mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Niki Haley, menyebut kematian Soleimani harus dirayakan oleh semua orang yang mengharapkan perdamaian dan keadilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU: Rapat Pleno Hotel Sultan Tak Sah dan Langgar AD/ART
- Gunung Anak Krakatau Waspada, Polda Banten Minta Warga Siaga
- Bulog Pastikan Pengalihan Beras untuk Bencana Tak Ganggu Stok Nataru
- Gempa 7,6 Hentikan Layanan Tohoku Shinkansen di Jepang
- Bareskrim Telusuri Penyelidikan Kayu Gelondongan Garoga di Sumut
Advertisement
Advertisement
Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
Advertisement
Berita Populer
- Polri Selidiki Dugaan Illegal Logging di Sungai Tamiang Aceh
- KBRI Imbau WNI Waspada Usai Gempa Magnitudo 7,5 di Aomori Jepang
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Turun, UBS-Galeri24 Naik
- Terancam Banjir, Prasasti Muara Cianten Direlokasi
- Kementan Ajak Publik Awasi Penyaluran Beras Bantuan Korban Bencana
- Drone 360 8K Pertama di Dunia Resmi Diluncurkan di Indonesia
- Pemkab Bantul Galang Bantuan untuk Korban Bencana Sumatera
Advertisement
Advertisement




