Advertisement
Jejak Karier Bambang Brodjonegoro yang Jabat Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi
Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers seusai dipanggil Presidene Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2019) - Bisnis/Amanda K
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Bambang Brodjonegoro kembali direkrut dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun kali ini, ia tak lagi menempati pos terdahulunya.
Dalam kabinet baru yang disebut sebagai Kabinet Indonesia Maju, Presiden Joko Widodo menunjuk Bambang menjadi Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional. Sebelumnya, ia merupakan mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Kabinet Kerja jilid I Jokowi.
Advertisement
Pria kelahiran 3 Oktober 1966 ini memiliki kepakaran dan keluasan pengalaman di bidang ekonomi. Ia menyelesaikan pendidikan S-1nya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada 1990 dengan konsentrasi bidang studi yang ditekuni adalah Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional.
Bambang melanjutkan pendidikan formal tingkat magister di University of Illinois at Urbana-Champaign, USA, sekaligus melanjutkan program doktoral di universitas yang sama hingga 1995.
BACA JUGA
Karirnya di pemerintahan juga cukup panjang. Sejumlah pos penting di pemerintahan pernah didudukinya. Di pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Bambang ditunjuk sebagai Wakil Menteri Keuangan.
Kemudian pada awal pemerintahan Jokowi, ia terpilih untuk mengisi kursi Menteri Keuangan. Saat menjabat sebagai Menteri Keuangan dia cukup terkenal dengan kebijakan pengampunan pajak.
Setelah dua tahun di Kementerian Keuangan, Jokowi menggesernya ke posisi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Di pos Kemenristek dan Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang akan bertugas mengembangkan riset dan inovasi strategis untuk mendukung investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan UMKM.
Sebelumnya, posisi Menristek diisi oleh Mohamad Nasir. Salah satu capaian terbesarnya adalah dari sisi penguatan riset dan pengembangan, di mana Indonesia di urutan kedua dengan jumlah 22.888 publikasi riset internasional, satu tingkat dibawah Malaysia dengan jumlah 24.185 publikasi.
Sementara isu, paten domestik Indonesia juga mengalami lonjakan selama dua tahun terakhir yakni berada di urutan pertama dengan 2.842 jenis paten.
Peningkatan juga terjadi di sisi penguatan inovasi dan startup tahun dengan target 1000 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang kini sudah mencapai angka 1307, dengan jumlah 30 startup mature dengan omset lebih besar Rp1 miliar per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hakim: Uang Suap untuk Sosial Tetap Tidak Dibenarkan
- Sudan Tawarkan Pangkalan Laut ke Rusia Demi Senjata Perang
- Gubernur Bali Bakal Setop Airbnb, Dorong PAD dari Pariwisata Legal
- Pemerintah Didesak Tetapkan Status Bencana Nasional Sumatera
- BMKG Ingatkan Supermoon Picu Gangguan Pelabuhan Merak-Bakauheni
Advertisement
Tekan Kenaikan Harga Pangan, DPRD DIY Dorong Operasi Pasar
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- HDI 2025: Difabel Kritik Akses Publik DIY Masih Buruk
- Wali Kota Magelang Minta Dishub Siapkan Skema Arus Lalu Lintas Nataru
- Menteri Nusron Serahkan 546 Sertifikat Konsolidasi Tanah di Jateng
- Sampah Kiriman Menumpuk di Pantai Parangtritis Lagi
- BMKG Ingatkan Supermoon Picu Gangguan Pelabuhan Merak-Bakauheni
- Pertamina Pastikan Kesiapan BBM Nataru 2025 lewat Satgas Energi
- Pemerintah Didesak Tetapkan Status Bencana Nasional Sumatera
Advertisement
Advertisement



