Advertisement
Bukannya Memajang Foto Ma'ruf Amin, Sekolah Ini Malah Masih Memajang Foto JK

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Beberapa sekolah di Rawamangun Jakarta Timur belum memasang foto Wakil Presiden Ma'ruf Amin padahal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI telah berlangsung tiga hari yang lalu.
Berdasarkan pemantauan sejumlah sekolah masih banyak yang memajang Wakil Presiden 2014-2019 Jusuf Kalla, baru beberapa yang memasang Ma'ruf Amin.
Advertisement
"Baru hari minggu kemarin pelantikan, surat dari yayasan juga belum turun", kata Sukiyar Kepala Sekolah SMA Santa Lucia yang beralamat di Rawamangun Jakarta Timur, Selasa (22/10/2019).
Dia mengatakan belum mendapatkan perintah untuk membeli foto Presiden dan Wakil Presiden RI terlantik Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Sehingga sampai saat ini masih memasang foto yang lama.
Hal yang sama juga terjadi di SMP Muhammadiyyah 31 Rawamangun. Menurut Komar, Staff TU (Tata Usaha) di sekolah tersebut belum ada pembicaraan untuk membeli foto Presiden dan Wakil Presiden terbaru.
Dia belum mengetahui dengan pasti kapan akan membeli foto terbaru. Harus menunggu keputusan dari koordinator sarana sekolah, ucapnya.
Namun, Dwi selaku Kepala Tata Usaha SMA Labschool Rawamangun mengatakan pihak sekolah sudah membeli foto presiden dan wakil presiden terbaru.
"Sudah beli cuman belum dipasang", ucap Dwi saat diwawancara di Rawamangun pada Selasa. Alasan pihak sekolah belum memasang karena sekolah sedang libur sejak Kamis lalu.
Setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI banyak sekolah-sekolah dan kantor yang membeli foto terbaru tersebut.
"Ramai yang beli, biasanya untuk kantor dan sekolahan", kata Iwan selaku pedagang foto di Pasar Jatinegara.
Dia menjual foto Presiden dan Wakil Presiden RI seharga Rp200.000 untuk satu pasang. Harga ini sudah termasuk foto dan bingkai.
Iwan mengaku sehari bisa menjual hingga lima pasang foto.
Menyusul pemberitaan beredarnya foto presiden dan wakil presiden yang tidak resmi. Subur, yang juga penjual foto di Pasar Jatinegara membenarkan hal tersebut.
"Iya ada yang tidak resmi, kalau pelanggan yang tidak teliti tidak akan sadar," kata Subur.
Menurutnya terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara foto resmi dan tidak resmi. Jika foto resmi terdapat copyright Kementrian Sekretariat Negara RI.
Selain itu, terdapat perbedaan latar belakang dan angle dari Presiden dan Wakil Presiden. Pose dan raut muka antara foto resmi dan tidak resmi pun berbeda. Dalam foto resmi Presiden Joko Widodo tidak menampilkan gigi, sedangkan dalam foto tidak resmi menampilkan gigi.
Kertas yang digunakan pun berbeda. Jika foto tidak resmi menggunakan kertas karton biasa sedangkan untuk foto resmi menggunakan kertas foto.
Subur mengatakan harga foto ini akan segera naik namun belum diketahui seberapa banyak kenaikannya. Saat ini para pedagang masih menjual dengan harga yang sama dengan 5 tahun lalu yaitu kisaran Rp200.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
Advertisement

Jumlah Anak Tidak Sekolah Usia SMA di Kulonprogo Mencapai 329, Ini yang Akan Dilakukan Balai Dikmen
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jemaah Haji Meninggal Dunia Mencapai 418 Orang, Kemenkes Sebut Perlu Ada Pengetatan
- PMI Asal Kediri Meninggal Setelah Lakukan Aksi Bunuh Diri di Korea Selatan
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
- Hujan Lebat, 21 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Kebanjiran
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
Advertisement
Advertisement