Advertisement
Indonesia Alami Lonjakan Populasi Lansia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Kementerian Sosial (Kemensos) mendorong lembaga organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, pendidikan tinggi dan lembaga tingkat kabupaten/kota untuk bersinergi dan lebih progresif dalam bekerja menyambut fenomena lonjakan populasi lanjut usia (lansia) atau ageing population yang jumlahnya semakin banyak.
"Sehebat apapun kota, sebanyak apapun anggaran, Kemensos tetap membutuhkan kerja sama dari berbagai elemen bangsa," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos, Andi Hanindito, dalam pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Lanjut Usia Indonesia di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Advertisement
Ia mengatakan Indonesia saat ini mulai memasuki periode populasi lansia, yakni periode meningkatnya umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia.
Fenomena tersebut, katanya, merupakan dampak dari meningkatnya populasi menua dengan proporsi lanjut usia terhadap jumlah penduduk suatu negara yang semakin besar.
Ia menyampaikan data hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) 2018, menunjukkan terdapat 24,49 juta penduduk lanjut usia di Indonesia saat ini. "Angka tersebut mengindikasikan Indonesia memiliki jumlah penduduk lansia dengan persentase 9,03 persen dari total penduduk di Indonesia," katanya.
Persentase tersebut, katanya menunjukkan Indonesia sudah dapat dikatakan berstruktur tua karena memiliki populasi lanjut usia di atas 7%. Dari total 24 juta jiwa tersebut, katanya, kurang lebih dua juta di antaranya berkategori "tidak potensial" karena mereka dalam kondisi tidak bisa beraktivitas lagi seperti biasanya.
Secara ekonomi, para lansia juga tergolong tidak mampu. Kemensos berharap agar sejumlah organisasi kemasyarakatan, pendidikan tinggi dan lembaga bekerja keras semaksimal mungkin membantu para lansia agar memiliki kemandirian, hidup sejahtera dan bermartabat.
Lembaga akademisi, lembaga kesejahteraan sosial dan juga panti di seluruh indonesia diajak untuk berkoordinasi menyinkronkan program dan kegiatan yang difokuskan untuk meningkatkan kemandirian lansia.
"Karena ke depan urusan lanjut usia tidak lagi berurusan dengan masalah masa lalu, tetapi urusan masa depan," kata Andi Hanindito.
Sebelumnya Dinas Sosial Kota Jogja berusaha menyelesaikan penyusunan indikator kota ramah lansia pada Oktober 2019, yang bakal digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah setempat menuju Jogja yang ramah lansia.
“Sudah ada masukan 73 indikator yang bisa dibedakan menjadi indikator dari aspek fisik dan nonfisik. Kami akan coba pilah karena ada beberapa indikator yang bisa saling diintegrasikan,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Jogja, Agus Sudrajat, Senin (7/10/2019) lalu.
Menurut dia, beberapa indikator kota ramah lansia yang harus dipenuhi oleh sebuah kota di antaranya kondisi lingkungan, transportasi, penghargaan sosial, hingga kesempatan kerja untuk memberikan ruang bagi lansia mengaktualisasikan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Kota Jogja Targetkan Gunakan Parkir Digital di Semua Titik
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
- Kecelakaan Maut di Lereng Gunung Bromo, Jalur Penyelamat Perlu Ditambah
- Zulhas Dorong Pembentukan Kopdes Merah Putih di Pesantren
- Lelang KPK Terhadap Barang Rampasan Digelar, Ini Linknya
Advertisement
Advertisement