Advertisement
Jalin Persatuan, Warga Papua di Jakarta Gelar Musik Yospan di CFD Bundaran HI
Ilustrasi car free day. - Harian Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Ratusan warga Papua yang tinggal di Jakarta menggelar acara musik dan tarian Yospan Papua di sela-sela kegiatan Car Free Day (CFD) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/9/2019). Acara itu digelar dalam rangka menjalin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ketua Panitia kegiatan Yospan Papua, Frans Ansonay, mengatakan, acara yang dikemas dengan acara musik dan tarian Papua untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa warga Papua memiliki budaya yang energik sesuai dengan alam dan kondisi tanah di Papua.
Advertisement
"Musik ini mempunyai nilai filosofis yang kuat kerukunan secara bersama. Tidak ada Yospan [tarian Papua] dilakukan satu orang, tapi bisa 10 orang atau lebih sehingga di situ menunjukkan ada kerukunan, ada persatuan, ada kesatuan, ada kekompakan dan ada rasa memiliki," kata Frans.
Disisi yang lain dalam suasana CFD ini untuk membangkitkan semangat generasi Papua yang mungkin saja belum pernah pulang ke Papua merasa bangga sebagai orang Papua.
BACA JUGA
Dengan adanya kegiatan itu, Frans berharap seluruh masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan dan dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kegiatan ini sekaligus mengajak masyarakat luas kalau selama ini kami bisa hidup berdampingan. Maka dalam suasana car free day biar lah kita bersama-sama menikmati musik khas Papua dan boleh terlibat di dalamnya sebagai sebuah bentuk persatuan secara bersama-sama," katanya.
Frans menambahkan kegiatan yang dihadiri oleh 500 orang Papua ini tidak ada kaitannya dengan kerusuhan yang terjadi di Papua, namun diharapkan masyarakat Papua lebih mengenal budayanya dan bisa menjalin kerukunan dengan suku bangsa lainnya.
"Kegiatan ini tidak terkait dengan kerusuhan yang terjadi di Papua. Kami tidak ada nuansa politis dan lainnya. Ini hanya membangkitkan semangat generasi Papua yang turun menurun ke bawah rambutnya sudah lurus, sudah putih kulitnya bangga dengan budaya Papua. Tidak ada lagi warga Papua yang berkata 'gua', 'elu'. Kalau ini terus dibiarkan akan terjadi krisis identitas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Advertisement
Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang
Advertisement
Berita Populer
- Polda Jatim Tangkap Tersangka Pengusiran Nenek Elina
- Libur Nataru, Timbulan Sampah di DIY Naik 150 Ton
- Sepanjang 2025, IHSG Pecahkan Rekor Tertinggi 24 Kali
- Gelombang Tinggi, Pelayaran Labuan Bajo Dihentikan
- Trump Desak Israel Ubah Kebijakan di Tepi Barat
- Kapolda DIY Pastikan Nataru Aman, Puncak Malioboro 31 Desember
- CIA Serang Dermaga Venezuela, AS Klaim Target Sindikat Narkoba
Advertisement
Advertisement




