Advertisement
Trump Desak Israel Ubah Kebijakan di Tepi Barat
Donald Trump / Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengubah kebijakan di wilayah pendudukan Tepi Barat karena dinilai berpotensi mengganggu keberlanjutan kesepakatan damai di Jalur Gaza.
Permintaan tersebut disampaikan Trump saat bertemu Netanyahu pada Senin (29/12), sebagaimana dilaporkan portal berita Axios. Sejumlah sumber menyebutkan, Trump menyoroti meningkatnya kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat yang dinilai dapat memicu eskalasi konflik baru.
Advertisement
“Netanyahu berbicara sangat keras menentang kekerasan pemukim dan mengatakan dirinya akan lebih banyak bertindak,” kata seorang sumber kepada Axios.
Dalam pertemuan itu, Netanyahu juga dikabarkan menyetujui dimulainya persiapan fase kedua kesepakatan damai di Jalur Gaza. Kesepakatan tersebut menjadi salah satu fokus utama upaya diplomasi Amerika Serikat untuk meredam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
BACA JUGA
Selain membahas Tepi Barat, Netanyahu disebut menerima usulan Trump untuk melanjutkan pembicaraan dengan pemerintahan baru Suriah terkait kemungkinan perjanjian keamanan regional. Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi AS untuk menstabilkan kawasan Timur Tengah pasca-konflik Gaza.
Namun, kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat tetap menjadi sorotan internasional. Aktivitas tersebut selama ini dipandang sebagai hambatan utama proses perdamaian dan sering memicu ketegangan dengan Otoritas Palestina serta kecaman dari komunitas global.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mencatat, sejak 7 Oktober 2023 hingga 13 November 2025, sedikitnya 1.017 warga Palestina tewas di wilayah pendudukan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Dari jumlah tersebut, 221 korban merupakan anak-anak.
OHCHR menegaskan data tersebut belum mencakup warga Palestina yang meninggal dunia dalam tahanan Israel. Dalam periode yang sama, tercatat 59 warga Israel tewas akibat serangan, dugaan serangan, atau bentrokan bersenjata yang melibatkan warga Palestina.
Situasi ini menegaskan kompleksitas konflik di Tepi Barat yang terus menjadi tantangan serius bagi upaya perdamaian jangka panjang di kawasan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
80 Pasien Gagal Ginjal Gunungkidul Harus Cuci Darah ke Luar Daerah
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Malam Tahun Baru 2026, Kulonprogo Tanpa Pesta Kembang Api
- Tren Pengasuh Anak Berbahasa Asing di Jepang, Tarif Rp5,6 Juta
- IBM Wanti-wanti Risiko Shadow AI pada Keamanan Siber 2026
- Arab Saudi Tangguhkan Perusahaan Umrah yang Telantarkan Jemaah
- Jay Idzes Dijuluki Mastiff Neapolitan Usai Tampil Solid
- Sambut 2026, Teras Malioboro Pilih Musik dan Seni Lokal
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
Advertisement
Advertisement



