Advertisement
Bidang Ini Diprediksi Paling Menggeliat di Ibu Kota Baru

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bidang Industri, Perdagangan, dan Investasi, Andry Satrio Nugroho mengatakan pada tahun pertama pembangunan ibu kota baru, sektor properti dan konstruksi akan banyak menggeliat di ibu kota baru, Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Andry, PP Properti dan Wika Beton sudah akan membangun pusat produksi di Kalimantan dengan tujuan mempercepat perpindahan pusat pemerintahan ini.
Advertisement
“Selain itu, setelah pembangunan selesai, investasi yang akan berkembang adalah subsektor restoran, hotel, dan pariwisata,” ujar Andry kepada Bisnis.com, Senin (26/8/2019).
Dia menyatakan secara umum tren investasi khususnya untuk foreign direct investment (FDI) di Kaltim mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir akibat pelemahan harga komoditas batu bara. Dengan kondisi yang membaik, kini realisasi FDI di Kaltim pada kuartal II/2019 sudah mencapai US$164 juta atau meningkat 33,42% atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Andry memprakirakan, bagi Kaltim pemindahan pusat pemerintahan ini tak terlalu besar efeknya terhadap geliat investasi di lokasi tersebut. Dampak perlambatan ekonomi global akibat perang dagang AS-China membuat lemahnya harga batu bara akan lebih memberi efek pada Kaltim.
“Selain itu juga harga minyak yang fluktuatif akan memberi imbas bagi Kaltim mengingat wilayah Kutai Kertanegara adalah wilayah yang mengandalkan ekspor minyak, dan Samboja merupakan daerah penghasil minyak dan gas alam,” paparnya.
Dampak ke Pulau Lain
Peneliti Indef bidang Makroekonomi dan Keuangan M. Rizal Taufikurahman menyatakan sentimen positif untuk menanam investasi di Kaltim akan meningkat seiring dengan pengumuman pemindahan ibu kota. Dia menilai provinsi lain yang juga akan menerima dampak positif adalah hasil pemekaran Kaltim yaitu Provinsi Kalimantan Utara, tetapi tidak ke sejumlah provinsi atau pulau lain di sekitar Kalimantan.
“Namun dampak terhadap semua provinsi selain dua itu, kinerja investasi menurun dengan nilai yang bervariasi,” ujar Rizal.
Dia menilai pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur alhasil tidak menjadi pendorong besar bagi PDB riil utamanya melalui investasi. Kondisi ini membuat rencana pemindahan ibu kota pemerintahan belum tentu merugikan tetapi juga tidak menguntungkan.
“Hanya saja ini berdampak signifikan pada PDRB Kalimantan Timur,” tutur Rizal.
Menurut Rizal, bagi DKI Jakarta secara khusus akan ada potensi penurunan PDRB riil sampai 0,03%, serta menurunnya investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 768 Ribu Rekening Penerima Bansos Belum Berhasil Ditransfer
- Ada 360 WNI di Iran, DPR Minta Pemerintah Segera Evakuasi
- Puluhan Warga Jepang Tumbang karena Cuaca Panas Ekstrem
- Visa Mahasiswa Internasional ke Amerika Serikat Bakal Dibuka Lagi, Syarat Wajib Tidak Boleh Menggembok Akun Medsos
- Ini Cara Melihat Pengumuman Hasil Seleksi PPPK
Advertisement

SPMB 2025, 56 SDN di Sleman Belum Penuhi Minimal Rombel, Ada Sekolah yang Baru Terima 6 Siswa
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Perumahan Minta KPK Gunakan Lahan Rampasan Korupsi untuk Perumahan Rakyat
- Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta Dijadwalkan Diperiksa KPK Besok Kamis
- KA Ambarawa Ekspres Tabrak Truk Tangki di Pelintasan Tak Dijaga, Sopir Tewas di Lokasi Kejadian
- Sempat Tutup Akibat Owner Dipidanakan Polisi, Toko Mama Khas Banjar Kini Dibuka Menteri Maman
- 87 Penerbangan Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
- Mahasiswa Tewas Saat Diksar, Mahapel FEB Unila Dibekukan
- Peternak Nakal Memonopoli Harga Ayam Akan Dicabut Izinnya
Advertisement
Advertisement