Advertisement
DPR Desak Pemerintah Bersikap Tegas Terhadap Zain Telecom Saudi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--DPR menilai Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak tegas kepada operator asing Zain Telecom Saudi karena hanya menghentikan operator itu berjualan sementara waktu, bukan selamanya, di Indonesia.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan Evita Nursatny menilai Kementerian Perdagangan dan Kemkominfo seharusnya membuat peraturan yang adil terkait polemik Zain Telecom Saudi di Indonesia. Caranya dengan melarang operator tersebut berjualan kartu perdana selamanya.
Advertisement
Kehadiran Zain Telecom Saudi dinilai membuat dampak negatif tidak hanya kepada industri, tetapi juga merugikan negara karena tidak membayar pajak. Di sisi lain, konsumen Indonesia yang telah membeli SIM Card Zain Telecom Saudi tidak terlindungi.
"Harusnya Kemkominfo dan Kemendag bertindak tegas dengan langsung menghentikan penjualan SIM card Zain di Indonesia dan bergerak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pemerintah harus adil," tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2019).
BACA JUGA
Evita berpandangan jika Zain Telecom Saudi ingin menjual kartu perdana di Indonesia, mereka bisa bekerja sama dengan operator telekomunikasi Indonesia.
Evita menjelaskan operator telekomunikasi Indonesia yang ingin melayani pelanggannya pada musim haji juga menjalin kerja sama dengan operator telekomunikasi di Arab Saudi.
"Operator telekomunikasi Indonesia kan tidak bisa menjual SIM Card-nya di Arab Saudi. Kenapa kita mengizinkan mereka bisa berjualan di Indonesia. Harusnya pemerintah kan melakukan azas resiprokal. Sehingga persaingan usaha menjadi lebih sehat," kata Evita.
Secara terpisah, pengamat telekomunikasi Ridwan Efendi mengungkapkan jika Kemenkominfo lemah dalam menindak tegas Zain Telecom Saudi, seharusnya Kemendag dapat mengambil peran aktif untuk segera menghentikan penjualan kartu perdana Zain di Indonesia.
Menurut Ridwan jika pemerintah tidak tegas menindak penjualan kartu perdana Zain akan banyak operator asing yang menjual layanannya di Indonesia seperti dilakukan Zain.
"Kedaulatan Indonesia di bidang perdagangan diremehkan, namun pemerintah diam saja," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement

Mayoritas EWS Longsor di Gunungkidul Alami Kerusakan
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- WNA Jadi Direksi BUMN, KPK: Tetap Wajib Melaporkan LHKPN
- BMKG Ungkap Penyebab Peningkatan Suhu Panas Akhir-Akhir Ini
- Kontak Senjata di Kampung Soanggama, TNI Lumpuhkan 14 Anggota KKB
- Pembangunan Tempat Parkir Nglanggeran Ditarget Rampung Akhir Tahun Ini
- Redam Suhu Panas, Polresta Solo Menyemprot Air di Jalanan
- Mata Pelajaran Bahasa Inggris bagi SD Diwajibkan Mulai Tahun Depan
- Film Samsara Karya Garin Nugroho Masuk Nominasi pada APS Award 2025
Advertisement
Advertisement