Advertisement
Ini yang Berbeda di Perayaan Malam Selikuran Keraton Solo...

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali akan menggelar perayaan malam selikuran atau malam 21 Ramadan pada Sabtu (25/5/2019) malam.
Seperti tahun sebelumnya, kirab akan mengarak 1.000 tumpeng sebagai simbol malam lailatul qadar atau malam seribu bulan. Namun, ada yang berbeda pada tradisi malam selikuran tahun ini dibanding tradisi era Paku Buwono (PB) X.
Advertisement
Pengageng Parentah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.G.P.H. Dipokusumo, mengatakan kirab kali ini hanya dipusatkan di lingkungan Keraton hingga Masjid Agung, tak sampai ke Taman Sriwedari.
“Kirab dimulai dari Sasana Sewaka menuju Masjid Agung setelah Salat Tarawih atau sekitar pukul 20.00 WIB,” kata dia kepada wartawan seusai rapat bersama di Sasana Putra, Keraton Solo, Selasa (21/5/2019) sore.
Dipo, sapaan akrabnya, mengatakan meski kirab tak berakhir di Taman Sriwedari, hal itu tak mengurangi esensi tradisi. Adik PB XIII itu mengisahkan tradisi malam selikuran sejak Keraton Solo berdiri dipusatkan di Masjid Agung.
Baru ketika Paku Buwono (PB) X memegang tampuk kekuasaan, kirab diperpanjang hingga Taman Sriwedari sekaligus untuk membuka pasar malam. “Tahun ini tidak sampai Sriwedari karena sedang dibenahi. Tapi tidak mengurangi tradisi dan semangatnya,” ucap Dipo.
Seribu tumpeng malam selikuran akan diarak bersama ratusan lampu ting atau pelita dengan diiringi bregada atau prajurit keraton.
Kasi Pelestarian Cagar Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Solo, Bambang M.B.S., yang juga hadir di rapat itu, mengatakan mendukung tradisi tahunan tersebut sebagai wujud pelestarian budaya.
“Harapannya dapat menjadi produk budaya yang terus dijaga dan dilestarikan serta dapat menjadi giat budaya rutin. Selain juga melestarikan makna dan filosofinya dari segi agama,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement