Advertisement
Massa Aksi Sempat Ricuh dengan Aparat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Massa yang melakukan aksi menolak hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat terlibat ricuh dengan Petugas Kepolisian. Namun ricuh yang terjadi di depan mall Sarinah, seberang Bawaslu itu tidak membesar dan dapat dikendalikan.
Awalnya massa aksi yang mengatasnamakan Gerakan Kedaulatan Rakyat diminta membubarkan diri oleh salah satu orator yang ada di mobil komandonya. Kepolisian segera bersiap usai massa melakukan sholat tarawih dan doa bersama.
Advertisement
Kepolisian yang membuat barikade mulai maju perlahan untuk membubarkan massa. Namun ada beberapa orang yang justru tetap bertahan dan berbaris tidak mau dibubarkan.
Massa yang lain meminta orang-orang yang tidak mau membubarkan diri itu untuk segera pergi dan mengikuti yang lain pergi dari lokasi aksi. Imbauan tersebut tidak diindahkan oleh beberapa orang dan tetap bertahan hingga berhadapan dengan barikade Polisi bertameng.
Polisi yang mulai mendorong sambil membenturkan baton stik ke tamengnya itu justru menjadi tindakan yang tidak diterima massa. Beberapa orang terlihat mulai meneriaki polisi agar tidak mendorong orang-orang yang tidak mau membubarkan diri itu.
Bahkan, terlihat terjadi beberapa kali lemparan botol ke arah polisi. Akhirnya Ustaz Bernard Abdul Jabbar sebagai salah satu pimpinan aksi ikut turun dan meminta untuk massa membubarkan diri. Ia dan massa lainnya juga meminta agar tidak terprovokasi.
Setelah polisi tidak bergerak lagi massa mulai menarik diri. Salah seorang peserta aksi dari mobil komando Gerakan dan Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan juga ikut meminta massa untuk segera bubar.
Akhirnya, massa mulai membubarkan diri secara perlahan ke jalan Wahid Hasyim dan Sarinah. Sembari massa membubarkan diri, Harry menganturkan terima kasihnya kepada pihak ulama yang telah melangsungkan aksi dengan damai.
"Terima kasih kepada para ulama, para habib, kami sangat menghormati kalian yang telah membuat aksi berlangsung damai dan aman," kata Harry di depan mall Sarinah, depan Bawaslu, Selasa (21/5/2019).
Sebelumnya, massa aksi demonstrasi mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Selasa (21/5/2029). Massa yang mengaku mengatasnamakan Gerakan Kedaulatan Rakyat menyerukan untuk menolak hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Massa aksi menyebut Pemilu kali ini telah dicurangi hingga menguntungkan salah satu pihak. Namun massa hanya bisa demo di bagian luar jalan Thamrin karena sekitar Bawaslu sudah dipasangi kawat berduri.
"Kami datang kesini karena ada kecurangan dalam Pemilu. Kami hadir dari berbagai daerah, berbagai provinsi untuk terus melawan," ujar salah seorang ibu-ibu yang berorasi di depan Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019).
Aksi ini juga dihadiri oleh M.S Kaban, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN), Neno Warisman dan Anggota Dewan Pengarah BPN, Titiek Soeharto. Rencananya massa akan kembali melakukan aksi esok hari, Rabu (22/5/2019). Namun belum diketahui lokasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement