Advertisement

Mahfud MD : Jangan Emosi, Kendalikan Diri, Setelah 17 April Harus Bersatu Lagi

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 02 Maret 2019 - 03:57 WIB
Sunartono
Mahfud MD : Jangan Emosi, Kendalikan Diri, Setelah 17 April Harus Bersatu Lagi Mahfud MD. - Sntarafoto/Reno Esnir

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Ketua Parampara Praja DIY Mahfud MD mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk menghindari potensi konflik (bentrok) antar pendukung partai atau pasangan calon presiden. Selain tidak sesuai dengan ruh pesta demokrasi (Pemilu), hal itu dinilai mencederai semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

"Saya harap semua bisa mengendalikan diri. Panitia harus bertanggung jawab [dengan kegiatan kampanye] dan aparat keamanan harus sigap. Itu yang penting. Agar Pemilu berjalan aman dan nyaman, ini pesta demokrasi," katanya terkait banyaknya peristiwa kekerasan yang melibatkan pendukung parpol dan pasangan Capres di DIY, Kamis (28/2).

Advertisement

Dia berharap jangan sampai Pemilu menimbulkan permusuhan antarkelompok. Kalau wilayahnya dilewati oleh pendukung parpol atau capres lain, masyarakat tidak boleh emosi. Perbedaan pilihan sangat dibolehkan, tetapi kekerasan fisik dan psikis itu yang dilarang. "Bentrok itu kekerasan fisik, teror dan hoaks itu bagian dari kekerasan psikis. Itu tidak boleh. Jangan emosi, kendalikan diri. Apapun, setelah 17 April harus bersatu lagi. Kami berharap penyelenggara harus berkoordinasi dengan aparat keamanan," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Ketua Bawaslu DIY Bagus Sarwono mengatakan Bawaslu terus melakukan pemetaan terkait indeks kerawanan Pemilu (IKP) 2019. Menurutnya tugas utama Bawaslu yakni melakukan pencegahan, pengawasan, dan penindakan. "Misalnya saat terjadi konvoi, paling banyak menimbulkan potensi kerawanan di masa kampanye. Ini yang perlu kami antisipasi," ujarnya.

Menurutnya, peta potensi konflik yang bisa menimbulkan gangguan keamanan sudah ada kantong-kantong nya sendiri, terutama daerah perbatasan. Mulai Bantul, Jogja dan Sleman. Adapun Gunungkidul dan Kulonprogo, relatif aman dan terkendali. "Selain itu potensi kerawanan juga bisa muncul di TPS-TPS. Ini dikarenakan ada pemilih yang tidak bisa memilih," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement