Advertisement
Belasan Anak Pengidap HIV/AIDS di Solo Tak Bisa Sekolah

Advertisement
Solopos.com, SOLO -- Sebanyak 14 anak usia sekolah di Solo tidak mendapatkan haknya untuk menempuh pendidikan di bangku sekolah gara-gara stigma sebagai pengidap HIV/AIDS. Mereka terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah di salah satu SD wilayah Laweyan, Solo, karena beberapa orang tua murid lain di SD itu waswas anak-anak mereka tertular penyakit tersebut.
Pendiri Yayasan Lentera, Puger Mulyono, mengatakan gara-gara penolakan orang tua murid, 14 siswa pengidap HIV sudah tidak bisa mendapatkan hak pendidikan. “Anak saya semua sudah tidak boleh sekolah. Mereka ya di sini [Yayasan Lentera] hanya bermain-main dengan anak lainnya,” ujarnya saat ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Kantor Yayasan Lentera, Kamis (7/2/2019).
Advertisement
Dia mengaku anak-anak tersebut selalu mendapatkan perlakuan tak mengenakkan karena banyak orang yang menolak keberadaan pengidap HIV/AIDS. Stigma HIV/AIDS sebagai penyakit berbahaya begitu kuat di kalangan masyarakat. ”Saya dan anak-anak kebal dengan perlakuan masyarakat yang selalu memandang kami sebelah mata,” ujarnya.
Ia mengaku setelah aksi penolakan keberadaan anak pengidap HIV/AIDS banyak siswa yang membolos. “Anak anak cerita banyak siswa yang membolos setelah insiden penolakan itu. Memang setelah insiden saya tetap menyuruh anak saya untuk tetap masuk sekolah,” ujarnya.
Ia mengatakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo sudah memberikan pilihan sekolah pengganti. “Sudah diberikan pilihan sekolah dari Disdik tapi belum tahu bagaimana mekanismenya,” ujarnya.
Untuk meredam kesedihan anak pengidap HIV/AIDS yang tidak boleh sekolah, Puger mengajak anak-anaknya untuk berkeliling Kota Solo. “Saya meminimalkan agar anak-anak tidak sedih, baru saja saya ajak jalan jalan tadi untuk keliling kota Solo. Hanya diajak jalan jalan mereka sudah senang,” ujarnya.
Kepala SD tempat tadinya anak-anak penderita HIV/AIDS tersebut bersekolah, Kw, membenarkan 14 siswa sudah tidak mengikuti kegiatan pembelajaran. “Tugas saya di sini hanya melayani siswa untuk bisa mendapatkan hak pendidikan. Untuk pertanyaan lainnya saya mending no comment saja,” ujarnya saat ditemui di kantornya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati tetap berupaya mencarikan solusi untuk anak pengidap HIV agar tetap bisa bersekolah. "Sekolah baru tetap harus dirahasiakan. Kami tidak boleh mengungkapkan di mana mereka akan sekolah. Kasihan, tidak perlu disebut. Kami tunggu laporan dulu, setelah itu baru cari solusinya. Anak-anak tetap harus sekolah,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement