Advertisement
Debat Capres Putaran Pertama Dinilai Sebagai Tontonan yang Memalukan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Debat calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 selesai digelar pada Kamis (17/1/2019). Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai debat capres antara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Vs Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada putaran pertama 17 Januari lalu merupakan tontonan paling memalukan yang disuguhkan oleh Komisi Pemilihan Umum, sepanjang sejarah debat pilpres di Indonesia.
“KPU sepertinya tidak punya malu dan beban moral memberikan tontonan yang tidak mendidik. Padahal hajatan ini memakan biaya yang tidak sedikit,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2018).
Advertisement
Menurutnya dengan arugumentasi ingin menjaga martabat atau wibawa pasangan capres-cawapres KPU membuat terobosan paling "gila" sepanjang sejarah, yaitu memberikan bocoran atau kisi-kisi pertanyaan sebelum debat dilaksanakan.
“Jauh sebelum debat dilaksanakan publik sudah mencium adanya aroma amis yang kurang sedap. Berbagai cara dan sarana dimanfaatkan untuk menyuarakan kritik dan masukan baik dari NGO [lembaga swadaya masyarakat], kelompok kepentingan dan penekan, namun KPU sepertinya menutup rapat telinganya,” katanya.
Pangi melanjutkan, KPU sepertinya lupa bahwa mereka adalah penyelenggara pemilu yang tidak melulu melayani dan mengakomodir kepentingan peserta pemilu, kontestan, tetapi KPU harus juga mampu mengartikulasi kehendak publik sebagai pemilih. “Yang juga punya hak untuk mendapatkan informasi yang cukup komprehensif melalui debat yang berkualitas,” katanya.
Selain itu, sambungnya, KPU juga tidak selayaknya merendahkan diri dihadapan tim sukses yang terkesan over protektif terhadap jagoannya masing-masing. Sikap akomodir pada level over dosis ini pada akhirnya membuat KPU berpotensi melanggar aturan pemilu dengan mereduksi debat sebagai salah satu model kampanye.
“Sehingga publik tidak mendapatkan informasi yang cukup memadai tentang kandidat sebagai bahan pertimbangan bagi pemilih untuk menentukan pilihan politiknya,” katanya.
Pangi mengatakan KPU hari-hari ini dihadapkan pada banyak persoalan yang membuat lembaga ini seperti linglung dan terkesan gagap menghadapi persoalan dan kritik dari publik. Oleh sebab itu, menurutnya, KPU fokus saja pada teknis pemilu seperti kesiapan logistik dan penyelenggaraan pemilu sampai ke tingkat TPS. “Untuk debat publik serahkan saja pada ahlinya,” ujarnya.
Menurut Pangi banyak pihak dan lembaga kredibel yang bisa diajak kerjasama. Misalnya, kampus, lembaga penyiaran publik, LSM bahkan organisasi mahasiswa-pun sanggup melaksanakan debat publik yang jauh lebih berkualitas dan berkelas dibandingkan acara debat bercita rasa cerdas cermat ala KPU.
“Sekali lagi, kita ingin debat pilpres kedua ingin berselancar dengan narasi dan pikiran yang genuine. Oleh karena itu, publik harus tahu kedalaman isi kepala paslon 01 dan 02, maka harus mampu menelanjangi isi kepala masing-masing paslon.”
Menurutnya, masing-masing paslon sebaiknya dibiarkan berpetualang dengan otak dan pikirannya sendiri. Silahkan untuk saling memotong dan menyanggah, sehingga suasana menjadi hidup serta cair karena adanya interaksi antar kandidat.
“Suporter tidak perlu hadir biarkan masing-masing paslon adu narasi dan imaginasi, karena kita tidak sedang menilai jumlah tepuk tangan dan yel-yel yang paling ramai tapi rakyat ingin tahu program paslon dan kemampuan mereka mengurai problem fundamental di republik Indonesia.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement