Advertisement
Duh, Belasan Siswa di Temanggung Terindikasi Pecandu Pil Koplo
Foto ilustrasi. - Reuters/Srdjan Zivulovic
Advertisement
Harianjogja.com, TEMANGGUNG- Peredaran narkoba tidak hanya terjadi di kota besar. Di daerah, narkoba bahkan telah menyerang anak-anak.
Kepala Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Temanggung AKBP Renny Puspita mengatakan, sebanyak 17 siswa sekolah dasar di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terindikasi sebagai pecandu obat terlarang jenis pil koplo .
Advertisement
"Kami dapati data-data itu setelah melakukan sosialisasi di SMP dan SD, kemudian diketahui ada 17 siswa SD yang terindikasi memakai pil koplo, salah satunya dari laporan kepala sekolah siswanya memakai pil heximer," kata seperi dikutip Antara, Jumat (21/12/2018).
Menurut Renny penyebab utama anak-anak usia SD terjerumus kepada pemakaian pil koplo ini karena pergaulan. Bermula dari kelompok yang kemudian ikut-ikutan memakai karena ada yang mengajak dan terindikasi pengajaknya dari anak dengan usia lebih tua semisal anak SMP dan SMA.
Dia menjelaskan, di Temanggung terindikasi banyak sekali apotek yang bisa menjual bebas obat-obatan. Berdasarkan penyelidikan BNNK Temanggung mereka bisa membeli lewat pintu belakang lewat oknum-oknum tertentu.
BACA JUGA
Pemakai pil koplo ini, dikatakan Renny lebih banyak dari warga yang tinggal di wilayah pinggiran daripada di wilayah kota.
"Biasanya mereka dalam satu kelompok ikut-ikutan, ada yang mengajak dari kelompok usia lebih tua anak SMP atau SMA. Kalau sudah kecanduan anak SD itu kemudian beli ke anak SMP atau SMA. Di sini, banyak apotek yang bisa menjual bebas mungkin lewat pintu belakang, ada oknum yang bisa menjual bebas obat-obat yang seharusnya pakai resep dokter," katanya.
Ia mengatakan, belum lama ini anak-anak SD pemakai pil koplo berikut yang memberi sudah dibawa ke BNNK untuk direhabilitasi. Pertimbangan memakai pil koplo karena dari segi harga murah, yakni Rp20 ribu per paket isi 10 butir.
Jika dirinci jumlah terindikasi dari siswa SD ada 17 anak, SMP/MTs 17 anak, siswa SMA/SMK/MA ada enam anak dan dari D-III, S-1 ada dua orang, pekerja swasta 10 orang, dan pengangguran tiga orang, kini mereka telah menjalani rehabilitasi.
Renny mengatakan, pengaruh narkotika dan obat-obatan terlarang memang sangat memprihatinkan hampir masuk di semua sendi kehidupan. Namun, pihaknya tidak akan menyerah dan terus mengupayakan pencegahan dengan berbagai cara.
"Kami mengimbau masyarakat luas jangan sungkan membawa siapa saja, baik anak didik, tetangga maupun saudaranya yang menjadi pecandu, ke BNN karena akan kami obati tanpa dipungut biaya," katanya.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
106 Warga Bantul Tercatat Meninggal di BPJS Padahal Masih Hidup
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan hingga 700 Meter
- Red Flag Moto3 Malaysia: Rueda-Dettwiler Tabrakan
- Thailand Berkabung 1 Tahun, Jenazah Ratu Sirikit Disemayamkan
- 100 Penyidik Dikerahkan Ungkap Pelaku Perampokan di Museum Louvre
- Wasit Manuela Nicolosi Gagal Promosi Karena Terlalu Mencolok
- Sharp Siap Rilis Mobil EV Kolaborasi dengan Foxconn pada 2027
- Barcelona Dipastikan Tanpa Rapinha saat Lawan Real Madrid
Advertisement
Advertisement



