Advertisement

11 Negara Bahas Sumber Polutan Perusak Ekosistem di Asia-Pasifik

Newswire
Selasa, 27 November 2018 - 16:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
11 Negara Bahas Sumber Polutan Perusak Ekosistem di Asia-Pasifik Ilustrasi sampah plastik - Picture/Alliance/Photoshot

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA-Pendataan dan evaluasi terkait dengan sumber-sumber polutan air yang membahayakan ekosistem dan kesehatan manusia di kawasan Asia dan Pasifik tengah dibahas oleh sebanyak 11 perwakilan negara.

Peneliti Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus Executive Director APCE, Ignasius Dwi Atmana Sutapa, di Jakarta, Selasa (27/11/2018), mengatakan di Asia, konsentrasi antibiotik, seperti Oxytetracycline, Trimethoprim, dan Sulfamethoxazole tinggi, baik dalam air limbah maupun air permukaan.

Advertisement

Di Indonesia, katanya, diketahui ada 107 polutan yang muncul senyawa di perairan Cagar Alam Sagara Anakan (Syakti,dkk,2013). Tercatat polutan yang paling dominan adalah asam dimecrotic, hyme chromone, valeryl salisilat, dan asam phthalic mono-2-ethylhexyl ester.

Secara umum, menurut dia, polutan terdiri atas kandungan sintesis atau kimia natural atau organisme yang biasanya tidak termonitor atau terdeteksi di lingkungan yang dapat berdampak pada ekosistem dan kesehatan manusia.

Polutan di air itu dapat terdiri atas berbagai macam bahan kimia, logam, surfaktan, aditif industri, dan pelarut.

Selainitu, berasal dari limbah farmasi, rumah tangga, dan industri yang secara terus menerus dilepaskan ke lingkungan.

Bahkan, polusi dalam jumlah rendah sekalipun dapat menyebabkan toksisitas kronis, gangguan endoktrin satwa liar, dan perkembangan resistensi bakteri patogen.

Meski demikian, katanya, data dan evaluasi terkait polutan air di Asia dan Pasifik dianggap masih tidak mencukupi padahal pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait dengan sumber polutan yang muncul sebagai hal penting.

Oleh karena itu, LIPI bersama UNESCO's International Initiative on Water Quality (IIWQ), the Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE, under the Auspice of UNESCO), dan the UNESCO Office Jakarta mengadakan UNESCO Asia And The Pacific Regional Training Workshop On Water Quality And Emerging Pollutants.

Beberapa negara di Asia Pasifik, yakni Kamboja, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Malaysia, Singapura, Tajikistan, Thailand, Filipina, Timor Leste, dan Vietnam hadir guna membahas persoalan polutan air tersebut.

Persoalan polutan pada air menjadi perhatian, mengingat kebutuhan air bersih dan sumber air yang berkualitas penting bagi kehidupan manusia.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI Zainal Arifin mengatakan perlindungan terhadap kualitas sumber-sumber air dilakukan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan PBB, di antaranya soal air bersih dan sanitasi, kesehatan dan kesejahteraan yang baik, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan

Kulonprogo
| Kamis, 18 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement