Elon Musk Kedapatan Hisap Ganja, NASA Tinjau Keamanan Tempat Kerja di SpaceX dan Boeing
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—NASA akan meninjau ulang secara intensif keamanan tempat kerja di kedua mitra utama SpaceX dan Boeing, menyusul CEO SpaceX, Elon Musk yang kedapatan mengonsumsi ganja alias nyimeng.
Kedua perusahaan itu, saat ini sedang mengembangkan pesawat ruang angkasa untuk membawa astronot NASA ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Advertisement
The Washington Post, yang pertama kali melaporkan berita itu melaporkan, peninjauan itu diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan dan akan membutuhkan ratusan wawancara. Tidak jelas apakah akan ada permintaan menunda peluncuran pertama pesawat ruang angkasa yang seharusnya dilakukan tahun depan.
NASA apparently decided to do the reviews after Musk smoked marijuana on Joe Rogan’s podcast in September, according to The Washington Post. The event stirred up controversy and numerous headlines at the time, even though the podcast was recorded in California, where recreational marijuana is legal. The problem is that while the recreational use of marijuana is legal in 10 states, including California, it’s still verboten federally. SpaceX is a pivotal launch provider for both NASA and the US military, and both of those government entities either prohibit or discourage recreational drug use.
The Verge melaporkan, NASA memutuskan melakukan tinjauan setelah Musk kedapatan mengisap ganja di podcast Joe Rogan pada September. Peristiwa itu menimbulkan kontroversi dan banyak diberitakan menjadi headline pada saat itu. Peristiwa Musk memakai ganja itu terjadi di California, kota di negara bagian Illinoisyang melegalkan ganja.
Masalahnya, walaupun penggunaan ganja legal di 10 negara bagian, termasuk California, ganja pada dasarnya masih dilarang oleh Pemerintah Federal.
SpaceX adalah penyedia pesawat peluncur yang sangat penting baik untuk NASA dan militer AS, sedangkan kedua entitas pemerintah tersebut melarang penggunaan narkoba.
"NASA akan melakukan studi kajian budaya dalam upaya koordinasi dengan mitra komersial kami untuk memastikan perusahaan memenuhi persyaratan NASA untuk keselamatan di tempat kerja, termasuk di dalamnya kepatuhan terhadap lingkungan bebas narkoba," kata juru bicara NASA dalam sebuah pernyataan yang dikutip The Verge, Selasa (20/11/2018).
“Kami sangat mengharapkan mitra komersial kami memenuhi semua persyaratan keselamatan tempat kerja dalam pelaksanaan misi kami dan layanan yang mereka berikan kepada rakyat Amerika. Seperti biasa, NASA akan memastikan mereka melakukannya dengan baik."
Administrator NASA Jim Bridenstine mengatakan hasil kajian itu akan membantu NASA memastikan bahwa astronot mereka akan terjamin keamanannya. "Jika saya melihat sesuatu yang tidak pantas, perhatian utama saya adalah apa budaya yang menyebabkan ketidakpantasan itu dan NASA tentu akan terlibat dalam hal itu," kata Bridenstine dikutip The Washington Post.
“Sebagai badan resmi negara, kami tidak hanya memimpin diri sendiri, tetapi juga kontraktor kami. Kami perlu menunjukkan kepada publik AS bahwa ketika kami menempatkan astronot dalam roket, mereka terjamin aman. " Bridenstine juga berkata, “budaya dan kepemimpinan sebuah perusahaan dimulai dari pimpinannya."
Baik SpaceX maupun Boeing adalah kontraktor kunci untuk NASA. Boeing menjadi manufaktur pembangunan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) , dan perusahaan itu saat ini sedang membangun roket luar angkasa untuk Sistem Peluncuran Ruang Angkasa NASA.
Sementara itu, SpaceX bertanggung jawab meluncurkan kargo secara rutin ke ISS. Perusahaan itu, baru-baru ini disertifikasi oleh NASA untuk meluncurkan misi sains yang paling mahal dan paling rumit. Pada 2014, NASA memilih dua perusahaan ini sebagai finalis untuk Program Kru Komersial, sebuah program inisiatif meluncurkan astronot NASA pada dengan pesawat bikinan perusahaan swasta AS.
Sejak berakhirnya program Space Shuttle, NASA harus bergantung pada roket Soyuz bikinan Rusia untuk memberangkatkan astronotnya ke luar angkasa. Kesepakatan itu telah menyedot biaya bagi badan luar angkasa itu lebih dari US$80 juta.
Pada November ini, SpaceX mengumumkan rencana uji terbang pertama pesawat mereka, Crew Dragon, pada awal Januari 2019. Jika berhasil, penerbangan ituakan diikuti peluncuran uji coba yang dijadwalkan dilakukan pada Juni 2019.
Adapun untuk Boeing, perusahaan menargetkan pada Maret 2019 untuk uji terbang tanpa awak kendaraannya, CST-100 Starliner, dan penerbangan uji coba pada Agustus 2019.
Program Kru Komersial banyak mengalami penundaan dan mendapat kritikan keamanan dari para ahli. Beberapa orang menyatakan keprihatinan terhadap rencana SpaceX untuk memicu roket dengan awak di dalamnya - prosedur yang dianggap tidak aman oleh para ahli.
Dan baru-baru ini, Boeing mengalami kebocoran propelan selama tes membuat pengembangan Starliner mereka tertunda. Selain itu, hasil audit dari Kantor Akuntan Pemerintah memberikan catatatan pada target untuk program tersebut. Kantor akuntan menilai kedua mitra kerja NASA itu terlalu agresif.
NASA menolak berkomentar saat ditanya The Verge apakah tinjauan ulang yang dilakukan badan itu pada kedua perusahaan mitranya akan menunda jadwal peluncuran pesawat ruang angkasa.
Kedua perusahaan menyatakan keselamatan merupakan prioritas nomor satu bagi mereka. "Human spaceflight adalah misi inti perusahaan kami," kata SpaceX dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada yang lebih penting bagi SpaceX selain hal itu [keamanan dan keselamatan]. Dan kami menganggap serius tanggung jawab yang telah dipercayakan NASA kepada kami untuk membawa astronautt Amerika secara aman ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional."
Perusahaan itu juga menambahkan, “SpaceX secara aktif mempromosikan tempat kerja yang aman dan kami yakin program tenaga kerja dan tempat kerja kami secara komprehensif bebas narkoba melebihi semua persyaratan kontrak yang berlaku. ”
Boeing, yang mengaku selalu mengutamakan tempat kerja bebas obat dan alkohol, membuat pernyataan serupa. “Budaya kerja Boeing mengutamakan integritas, keamanan dan kualitas produk-produk bikinan kami, dan lingkungan yang aman bagi para pekerja kami,” kata Boeing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Verge
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Bangun SDM Unggul, Paslon 2 Hasto Wawan Siap Kerja Keras Bangun Sistem Pendidikan Pro Rakyat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ketua MPR: Presiden Prabowo Disegani Saat Tampil di G20 Paparkan Hilirisasi SDA
- BRIN Usulkan Pemanfaatan Data Satelit dan Kecerdasan Buatan untuk Penanganan Bencana
- Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Advertisement