Advertisement

Seorang Travel Blogger Mengaku Di-bully Maskapai akibat Mengulas Pengalaman Buruk Selama Penerbangan

Nina Atmasari
Rabu, 21 November 2018 - 20:37 WIB
Nina Atmasari
 Seorang Travel Blogger Mengaku Di-bully Maskapai akibat Mengulas Pengalaman Buruk Selama Penerbangan YouTuber dan blogger perjalanan Josh Cahill. - Ist/ YouTube

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Seorang frequent flyer mengungkapkan keluhan bahwa dirinya telah di-bully oleh awak pesawat Malaysia Airlines di udara setelah dia mengulas pengalaman penerbangan "horor" yang dipostingnya selama perjalanan.

Si penumpang, yang merupakan penulis blog perjalanan (travel blogger) telah memenangi sejumlah penghargaan untuk ulasan tentang maskapai penerbangan. Ia memiliki 53.000 subcriber di channel YouTube-nya. Josh Cahill nama pria tersebut,  mengelola blog GoTravelYourWay, dan melakukan sekitar 150 penerbangan dalam setahun.

Advertisement

Dia baru beberapa jam di Malaysia Airlines penerbangan MH4 dari Kuala Lumpur ke London ketika ia kemudian merasa penerbangan itu seperti "mimpi buruk" dan menyebutnya "penerbangan paling mengecewakan tahun ini".

Dikutip dari akun Instagram-nya yang memiliki hampir 20.000 pengikut, Cahill menulis: “Awak yang sangat tidak ramah (kemana perginya keramahan Malaysia yang luar biasa?), In flight entertainment dalam penerbangan rusak (aku telah meminta kru untuk memperbaikinya dan mereka tidak pernah kembali lagi) yang membuat saya 13 jam tanpa hiburan, makanan yang mengerikan disajikan di atas nampan lengket dan kotor dan di atas itu saya mungkin diberi kursi terburuk di pesawat itu.”

Dia menggambarkan kinerja maskapai tersebut "benar-benar buruk" dan mengatakan  akan memposting ulasan lengkap dari penerbangan di saluran YouTube-nya.

Cahill mengatakan kepada news.com.au dia telah mendapatkan izin dari tim media sosial Malaysia Airlines untuk memfilmkan pengalaman penerbangannya, sehingga ia kemudian mengulas maskapai penerbangan tersebut.

Namun setelah ia memposting posting Instagram di tengah-tengah penerbangan, sesuatu hal buruk terjadi di kabin. Dia menduga seseorang dari kru maskapai tersebut melihat postingannya lalu menghubungi kapten tentang hal itu di tengah penerbangan.

“Setelah kapten diberitahu di tengah penerbangan oleh [markas besar maskapai penerbangan] tentang postingan saya, mereka bertanya mengapa saya posting dan mengeluh,” kata Cahill pada news.com.au.

“Mereka mulai mengabaikan saya saat itu, tidak mau menawari saya air. Mereka [para kru kabin] kemudian memberi tahu saya bahwa saya harus berhenti mengambil gambar atau saya tidak akan dilayani lagi. ”

Cahill menghubungi customer service maskapai dan mendapat pesan jawaban. Isinya, mereka telah melihat postingan Instagram-nya dan menghubungi kapten sehingga awak dapat bekerja untuk membuat penerbangannya lebih nyaman.

Tapi Cahill mengatakan dia masih merasa dirisak  dan merasa sangat tidak nyaman dan terganggu selama sisa perjalanan ke Bandara Heathrow.

“Ketika kami mendarat di London, ada seorang pria berdiri di  jembatan pesawat dengan tanda dengan nama saya di atasnya. Saya takut mereka akan menyuruh saya menghapus rekaman saya,” katanya.

Cahill mengatakan dia diberitahu untuk berhenti syuting setelah maskapai melihat postingan di Instagramnya merupakan sesuatu keputusan yang tidak menarik.

Seorang manajer maskapai menemuinya di bandara dan meminta maaf. Cahill juga menerima email permintaan maaf "template" dari beberapa karyawan maskapai penerbangan, termasuk chief executive officer, yang menurutnya tampak tidak terlalu peduli.

"Saya pikir itu jelas untuk mencegah saya mendapatkan lebih banyak rekaman dan membuat ulasan buruk di saluran YouTube saya," kata Cahill pada news.com.au.

“Saya mengalami penerbangan yang agak mengecewakan dengan Jet Airways awal tahun ini dan video tersebut ditonton lebih dari satu juta kali dan saya kira mereka takut akan review yang buruk dari saya,” tambahnya.

Cahill, yang terbang sekitar 150 kali setahun, mengaku tidak pernah menemukan pengalaman layanan penerbangan yang begitu buruk seperti itu sebelumnya.

"Saya jelas telah mengalami penerbangan yang buruk. Saya tidak dilayani dan tidak diberitahu, itu tidak pernah terjadi pada saya sebelumnya," katanya. "Saya juga belum pernah mendengar kasus serupa."

Cahill telah memposting review 20 menit penerbangan MH4 meskipun diminta mengambil gambar saat di pesawat.

Tapi itu mungkin akan menjadi yang terakhir kalinya dia terbang dengan pesawat berbendera Malaysia tersebut, yang dulu pernah memiliki reputasi sebagai salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia.

“Sejujurnya, saya memiliki penerbangan hebat dengan Malaysia Airlines sehari sebelumnya, tetapi saya tidak akan pernah terbang dengannya lagi,” katanya. “Saya merasa di-bully dan diperlakukan dengan cara terburuk yang mungkin dan saya tidak akan pernah terbang dengan Malaysia Airlines.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement